Rabu, Desember 4


Jakarta

Wilayah Asia pariwisatanya lambat laun mulai tumbuh pesat dan akan terus berkembang di tahun ke depan.

Dilansir dari Karryon, Senin (2/122024) selama 15 tahun mendatang, IATA memperkirakan wilayah Asia Pasifik akan mengalami peningkatan tercepat dalam jumlah penumpang dan berkontribusi lebih dari separuh kenaikan penumpang global pada tahun 2043.

Pada tahun 2025, perjalanan masuk dan keluar dari Asia diperkirakan akan kembali ke tingkat sebelum 2019, membuka pasar sepenuhnya bagi pariwisata global. China memiliki peran penting dalam pemulihan sektor pariwisata global.


Meskipun perjalanan domestik di China meningkat pesat, perjalanan internasional masih relatif lesu. Para wisatawan dari Australia, baik yang melakukan perjalanan bisnis maupun rekreasi, kembali berkunjung ke Asia untuk mendukung pemulihan pariwisata, terutama ke destinasi populer seperti Bali, Jepang, dan Singapura.

Laporan Amadeus Travel Trends 2025 mengaitkan peningkatan tersebut dengan kemudahan perjalanan bebas visa dan wisata jet.

China telah memperpanjang kebijakan bebas visa hingga akhir 2025 (termasuk untuk warga Australia), sementara Thailand juga memperluas kebijakan bebas visa ke 93 negara dan memperkenalkan visa digital nomaden.

Wilayah tersebut semakin menarik wisatawan yang mencari pengalaman budaya yang mendalam, liburan unik, serta perjalanan yang terjangkau.

Acara TV terkenal seperti The White Lotus yang mengambil latar di Thailand untuk season berikutnya, Squid Game season kedua di Korea Selatan, dan Shogun di Jepang, turut mendorong tren wisata keliling lokasi syuting bagi wisatawan yang ingin mengunjungi tempat-tempat tersebut secara langsung.

Selain itu, pembukaan hotel-hotel mewah baru di China, Thailand, dan seluruh Asia juga akan menambah variasi penawaran pariwisata. Dewan Pariwisata Hong Kong telah berinvestasi HKD$ 971 juta (sekitar Rp 1,942 triliun) dalam dua tahun untuk mendukung rencana pemulihan pariwisatanya.

(upd/wsw)

Membagikan
Exit mobile version