Jumat, Oktober 18


Jakarta

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) secara resmi menerbitkan aturan baru yang mewajibkan pencantuman label peringatan bahaya Bisfenol A (BPA) pada galon air minum berbahan polikarbonat.

Para ahli menilai langkah ini sebagai upaya penting dalam melindungi kesehatan masyarakat jangka panjang.

Galon berbahan polikarbonat merupakan jenis galon air minum guna ulang yang saat ini beredar di pasaran. Namun, kandungan BPA di dalamnya dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan serius, mulai dari obesitas hingga kanker.


Bisphenol A (BPA) diidentifikasi sebagai faktor tambahan yang dapat memicu obesitas. BPA mampu menstimulasi hipertrofi sel lemak (adipocytes) dan mempengaruhi sistem endokrin dengan meniru efek molekul estrogen. Hal ini dibuktikan melalui studi literatur oleh School of Medicine and Health Sciences, Catholic University of Valencia San Vicente Mártir, Spanyol (2021).

Selain pemicu obesitas, studi kohort oleh Andalusian School of Public Health, Spanyol (2021) terhadap kelompok Spanish European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition (EPIC) menunjukkan bahwa paparan BPA meningkatkan risiko kanker prostat lebih tinggi dibandingkan kanker payudara.

BPA sebagai senyawa kimia pengganggu endokrin, dapat mengatur jalur sinyal hormon dan fungsi biologis lainnya. BPA dapat mengikat reseptor steroid seperti reseptor estrogen dan androgen, dan diekspresikan oleh banyak sel dan jaringan termasuk prostat dan kandung kemih. Ini dapat mengubah homeostasis dan fungsi fisiologis normal, sehingga berpotensi menyebabkan kanker.

Sebuah studi oleh Department of Obstetrics and Gynecology, University of Medicine and Pharmacy, Romania (2020) menunjukkan bahwa BPA memiliki dampak negatif pada berbagai gangguan sistem reproduksi wanita, seperti proliferasi progresif saluran telur, endometriosis, hiperplasia endometrium kistik, atau kista ovarium, yang dapat berperan dalam munculnya kanker ovarium.

Penelitian oleh Department of Pharmacology, Case Western Reserve University (2011) pada janin tikus mengungkap bahwa paparan BPA dapat meningkatkan risiko tumor payudara melalui perubahan molekul kelenjar janin dan pertumbuhan sel tumor yang terkait dengan estrogen.

Sedangkan Studi Huazhong University of Science and Technology, China (2021) juga menemukan fakta bahwa BPA dapat diaktivasi oleh enzim metabolisme cytochrome P450 (CYP) dan mempengaruhi perkembangan kanker payudara. Pasien dengan kondisi kanker payudara memiliki kadar BPA lebih tinggi dalam urin, dan terdapat hubungan positif antara paparan BPA dan risiko kanker payudara yang kemungkinan dimodifikasi oleh gen CYP.

Mengingat risiko kesehatan yang signifikan dari paparan BPA, para ahli menyambut baik aturan baru BPOM tentang label peringatan bahaya BPA pada galon air minum berbahan polikarbonat. Aturan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya BPA dan mendorong produsen untuk beralih ke bahan kemasan yang lebih aman.

Dengan adanya regulasi ini, masyarakat Indonesia diharapkan dapat lebih terlindungi dari risiko kesehatan serius, termasuk obesitas dan kanker, yang disebabkan oleh paparan BPA.

“BPOM bisa memperkecil peluang paparan risiko BPA melalui pemberian label pada kemasan makanan dan minuman. Itu bagian dari edukasi publik sekaligus bentuk perlindungan untuk masa depan anak-anak Indonesia,” ungkap Dekan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Prof. Junadi Khotib.

(ega/ega)

Membagikan
Exit mobile version