Minggu, Januari 19

Jakarta

Ilmuwan China telah mengumumkan rencana membangun stasiun pembangkit listrik tenaga surya raksasa selebar 1 kilometer di luar angkasa yang akan memancarkan energi terus-menerus kembali ke Bumi melalui gelombang mikro.

Proyek ini, yang rencananya akan mulai meluncurkan komponen-komponennya ke orbit geostasioner di atas Bumi menggunakan roket superberat dalam waktu dekat, dijuluki ‘proyek Bendungan Tiga Ngarai versi luar angkasa’.

Bendungan Tiga Ngarai, yang terletak di tengah sungai Yangtze di China bagian tengah, merupakan proyek pembangkit listrik tenaga air terbesar di dunia dan menghasilkan 100 miliar kilowatt-jam listrik setiap tahun.


Menurut seorang ilmuwan NASA, bendungan itu begitu besar sehingga jika terisi penuh, massa air yang terkandung di dalamnya akan memperpanjang hari-hari Bumi hingga 0,06 mikrodetik.

Proyek baru tersebut, menurut ilmuwan utama Long Lehao, kepala perancang roket Long March China, ibarat memindahkan Bendungan Tiga Ngarai ke orbit geostasioner 36.000 km di atas Bumi.

“Ini adalah proyek luar biasa yang patut dinantikan,” imbuh Long dalam sebuah pernyataan pada Oktober dalam acara yang diselenggarakan oleh Chinese Academy of Sciences (CAS), dikutip dari South China Morning Post.

“Energi yang terkumpul dalam satu tahun akan setara dengan jumlah total minyak yang dapat diekstraksi dari Bumi,” sebutnya.

Meskipun ada kemajuan terkini dalam hal biaya dan efisiennya tenaga surya, teknologi ini masih menghadapi beberapa keterbatasan mendasar, seperti tutupan awan yang tidak menentu dan sebagian besar atmosfer menyerap radiasi Matahari sebelum menyentuh tanah.

Para ilmuwan telah mengusulkan sejumlah teknologi Space-Based Solar Power (SBSP) atau Tenaga Surya Berbasis Luar Angkasa yang akan terus mengumpulkan dan mentransmisikan energi dari sinar Matahari di luar angkasa, yang intensitasnya 10 kali lebih besar daripada di permukaan Bumi.

Namun, membangun susunan raksasa yang sesuai akan memerlukan banyak peluncuran, yang berarti sebagian besar proposal gagal terlaksana.

Untuk mengatasi tantangan ini, Long dan timnya tengah berupaya mengembangkan roket angkat berat yang dapat digunakan kembali, Long March-9 (CZ-9), yang akan memiliki kapasitas angkat sedikitnya 150 ton.

Selain digunakan untuk satelit, roket itu juga akan menjadi kunci bagi rencana China mencapai Bulan, tempat mereka ingin membangun pangkalan penelitian Bulan internasional pada 2035.

China bukan satu-satunya negara yang mengincar rencana untuk membangun satelit surya. Perusahaan AS Lockheed Martin dan Northrop Grumman, Badan Antariksa Eropa, dan badan antariksa Jepang JAXA juga telah menyelidiki teknologi tersebut, bahkan JAXA menjadwalkan peluncuran satelit kecil sebagai bukti untuk menilai kelayakannya.

(rns/rns)

Membagikan
Exit mobile version