Sabtu, Februari 1


Jakarta

Pesulap Pak Tarno menceritakan pengalaman pahitnya ketika gagal membangun musala dan membeli sawah. Hal tersebut disebabkan ia menjadi korban dugaan penipuan.

Rupanya, kegagalan tersebut masih membekas dan menjadi penyesalan bagi pesulap yang populer lewat ajang pencarian bakat itu.

“Sebenarnya kalau nggak ketipu, mau bangun musala, eh ketipu. Pas mau bangun musala itu ketipu. Mau beli sawah juga ketipu, mau bangun musala ketipu,” kata Pak Tarno saat ditemui di Studio Trans TV, Tendean, Jakarta Selatan, Jumat (31/1/2025).


Setelah kejadian itu, Pak Tarno menjadi lebih berhati-hati dalam mengelola keuangannya. Kini dia hanya mempercayakan urusan finansial kepada keluarga sendiri.

“Iya lebih hati-hati, nggak gampang percaya sama orang, makanya sekarang yang pegang keluarga aja,” tutur Pak Tarno.

Meskipun sempat mengalami kejadian tidak menyenangkan dan kini harus melakukan aktivitas sehari-hari di atas kursi roda usai terserang stroke, semangat Pak Tarno untuk terus menghibur masyarakat tetap tinggi. Baginya, melihat penonton tertawa adalah sumber kebahagiaan dan energi.

“Kalau kerja senang, lihat orang ketawa senang, penonton ketawa, energi buat saya lihat orang-orang senang, mau menghibur. Saya kangen sama penonton,” ujar Pak Tarno.

Pesulap berusia 74 tahun itu mengenang masa kejayaannya ketika tampil di hadapan ribuan penonton yang sudah tertawa bahkan sebelum ia mulai melakukan aksi sulapnya.

“Dulu satu lapangan penuh banget, penonton ketawa semua senang. Aku belum mulai, belum main sulap udah ketawa, saya senang. Penonton ketawa, saya senang,” kenangnya.

(ahs/pus)

Membagikan
Exit mobile version