Kamis, Januari 2


Jakarta

Tokoh penting Suzuki, Osamu Suzuki meninggal dunia di usia 94 tahun. Bergabung dengan Suzuki sejak 1958, Osamu melahirkan terobosan yang bikin Suzuki berjaya. Simak perjalanan hidup Osamu Suzuki.

Terlahir dengan nama Osamu Matsuda, pria kelahiran 30 Januari 1930 itu menikah dengan cucu pendiri Suzuki, Shoko Suzuki.

Seorang anak laki-laki biasanya mewarisi nama keluarga. Namun Osamu menjadi salah satu yang termasuk dalam tradisi Mukoyoshi. Osamu yang sudah menjadi menantu diadopsi ke dalam keluarga Suzuki, lalu menggunakan nama Suzuki sebagai identitas. Mukoyoshi biasanya dilakukan ketika keluarga memiliki bisnis yang mapan namun tidak mempunyai ahli waris laki-laki.


Osamu Suzuki Foto: dok detikOto

Mantan bankir itu kemudian bergabung dengan Suzuki pada 1958. Empat tahun setelah Suzuki memproduksi motor 4-tak, ColledaCOX 125 cc serta mobil mini Suzulight, berkapasitas 360 cc dengan sistem pembakaran 2-tak.

Pada 1961, Suzuki menyelesaikan pendirian pabrik truk ringan di Toyokawa, Prefektur Aichi, Jepang, dan memulai produksi Suzulight Carry 360 cc.

Sejak bergabung pada 1958, Osamu Suzuki naik jabatan hingga menjadi pimpinan perusahaan selama dua dekade kemudian.

Dilansir Reuters, Osamu pernah menyelamatkan perusahaan dari ambang kehancuran dengan meyakinkan Toyota untuk memasok mesin yang memenuhi peraturan emisi baru, tetapi yang belum dikembangkan oleh Suzuki Motor. Ini terjadi pada tahun 1970-an.

Selanjutnya lebih banyak kesuksesan menyusul dengan peluncuran mini Alto tahun 1979.

Masuk India, bikin mobil rakyat

Suzuki mengambil keputusan besar dan berisiko dengan menginvestasikan pendapatan perusahaan senilai satu tahun untuk membangun pembuat mobil nasional untuk India. Pada saat itu, India adalah daerah terpencil otomotif dengan penjualan mobil tahunan di bawah 40.000, terutama tiruan Inggris.

Maruti yang didirikan pada tahun 1971 dikenal sebagai proyek kesayangan Sanjay Gandhi, putra Perdana Menteri Indira Gandhi saat itu, untuk memproduksi “mobil rakyat” yang terjangkau buatan India.

Maruti awalnya membutuhkan mitra. Mulanya ingin berkolaborasi dengan Renault, namun gagal karena sedan dianggap terlalu mahal dan tidak cukup hemat bahan bakar.

Tim Maruti juga mengetuk banyak pintu, termasuk Fiat dan Subaru, termasuk juga Suzuki. Namun semuanya ditolak.

Kemitraan antara Maruti dan Suzuki itu muncul setelah adanya kesempatan kedua. Hal ini terjadi setelah seorang direktur Suzuki Motor di India melihat sebuah artikel surat kabar tentang desas-desus kesepakatan Maruti dengan Daihatsu.

Suzuki kemudian menelepon Maruti, lalu buru-buru mengundang timnya kembali ke Jepang, meminta kesempatan kedua. Kontrak kerjasama dilakukan dalam beberapa bulan.
Mobil pertama, hatchback Maruti 800 diambil dari basis Alto meluncur pada tahun 1983. Mobil itu sukses seketika.

Hari ini, mayoritas saham dipegang oleh Suzuki Motor, masih menguasai sekitar 40% pasar mobil India.

Bisnis Suzuki di industri otomotif pun terus berkembang, hingga pada 1990, nama perusahaan diubah lagi menjadi ‘Suzuki Motor Corporation’ untuk kepentingan ekspansi bisnis dan globalisasi.

Osamu Suzuki akhirnya menyerahkan tongkat sebagai CEO kepada putranya Toshihiro pada tahun 2016. Osamu tetap menjabat sebagai ketua selama lima tahun hingga usia 91 tahun, dia lalu mempertahankan peran sebagai penasehat sampai akhir hayatnya.

Akio Toyoda Foto: Doc. JAMA.

Sejak 2016, perusahaannya telah memperdalam hubungan dengan pembuat mobil terbesar di dunia Toyota, yang mengakuisisi 5 persen di Suzuki Motor pada tahun 2019. Maruti Suzuki akan memasok mobil listrik untuk Toyota mulai tahun depan.

“Bagi saya, dia lebih dari seorang pemimpin bisnis yang dikagumi: dia seperti seorang ayah,” kata Ketua Toyota, Akio Toyoda dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat, menghormati Suzuki sebagai pelopor kendaraan mini.

“Dia adalah sosok ayah yang mengembangkan kei car Jepang dan memupuknya menjadi mobil rakyat Jepang,” tambahnya lagi.

(riar/din)

Membagikan
Exit mobile version