Sabtu, September 28


Jakarta

Old Shanghai Sedayu City menyuguhkan mini Shanghai di Jakarta. Soal kuliner jangan khawatir, makanan halal gampang didapatkan di sini.

Chinatown dengan pendekatan yang lebih istimewa, yakni menyuguhkan suasana yang dibuat selayaknya berada di Shanghai yang asli, ya di Old Shanghai. Pagoda merah yang menjulang dan patung Dewi Mazu menjadi ciri khas area itu. Spot tersebut menjadi latar foto nan ikonik.

Urusan perut, di sini juga menjadi rujukan traveler untuk berburu kuliner. Biasanya, kawasan Chinatown identik dengan kuliner yang nonhalal, namun berbeda dengan Old Shanghai.


Deputy Division Head Commercial Retail 1 Agung Sedayu Group, Jarenta Sinaga, mengatakan yang membedakan Old Shanghai dengan Chinatown yang lain bukan hanya dari arsitektur bangunan saja tapi juga kulinernya.

Ia menguraikan sekitar 70 persen sajian kuliner di Old Shanghai merupakan makanan halal, jadi untuk masyarakat beragama Islam tak perlu khawatir kalau berkunjung ke sini.

“Jika melihat Chinatown yang lain lebih mendominasi menghadirkan makanan non halal, Old Shanghai menyediakan banyak pilihan makanan non halal dan sekitar 70 persen kuliner di Old Shanghai merupakan kuliner halal,” kata Jarenta kepada detikTravel, Rabu (19/6/2024).

Dari berbagai macam sajian kuliner yang ada di Old Shanghai terdapat beberapa gerai yang menjadi favorit dari para pengunjung. Mulai dari Chinese food dari Shu Gou Yin Xiang hingga makanan lokal layaknya lumpia Semarang JKT dan gado-gado Petojo.

Shu Gou Yin Xiang menyuguhkan sajian hot pot ala-ala hidangan Shanghai, pengunjung bakalan merasakan pengalaman yang menarik. Dengan andalannya yakni Hot Pot Szechuan Mala, ada pun hidangan shabu-shabu yang bisa membuat perut menjadi kenyang.

Jarenta mengklaim Old Shanghai merupakan sebuah destinasi kuliner yang menyajikan pengalaman makan selayaknya berada di Negeri Tirai Bambu, gerai-gerai makanan yang ada di jualan juga berkonsep kaki lima yang tersebar di beberapa titik. Ini lah yang jadi sisi lain dari Old Shanghai selain sebagai tempat berfoto yang estetis.

“Sejumlah jajanan dari para pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) juga ada dalam bentuk gerobak pushcart yang terletak di berbagai titik di Old Shanghai contohnya di Tiger’s Den yang di depan K3Mart,” kata Jarenta.

Spot-spot bangunan yang biasa masyarakat jadikan tempat berfoto pun Jarenta sebutkan mulai dari di depan pagoda hingga gapura masuk. Malam hari adalah jam yang pas untuk menikmati nuansa indah dari Old Shanghai ini karena lampu-lampu mulai menyala menambah estetika dalam foto.

Selain itu, Old Shanghai juga memiliki taman yang berada di samping kawasan ini. Taman yang cukup luas itu, Jarenta sebut bisa dipergunakan oleh pengunjung untuk berbagai aktivitas, termasuk cocok untuk tempat bermain peliharaan.

“Old Shanghai ini dipenuhi arsitektur yang unik dan kental akan suasana kota Shanghai di Tiongkok, sehingga pengunjung dapat berfoto di berbagai spot instagramable yang tersedia contohnya di Empress Garden (depan Pagoda), di tembok mural-mural kami hingga di Dragon Alley terdapat neon sign yang akan cantik sekali viewnya di malam hari,” kata dia.

“Di samping Old Shanghai juga terdapat fasilitas yang bernama The Forest, lahan hijau yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan misalnya untuk gathering, games ataupun membuat event. Kita sangat terbuka untuk kerjasama terutama menggunakan fasilitas The Forest yang saat ini sedang kita gaungkan sebagai tempat berkonsep alam yang pet friendly dan luas,” dia menambahkan.

Di hari-hari tertentu Old Shanghai juga kerap menampilkan suguhan musik-musik Mandarin, bahkan Jarenta mengatakan banyak sekali yang menyukai acara tersebut dan banyak juga masyarakat yang enjoy. Acara ini jadi magnet para pengunjung, selain disuguhkan makanan yang bervariasi, suasana ala Shanghai yang menakjubkan juga diiringi musik-musik oriental.

Konsep ini lah yang ingin Old Shanghai suguhkan kepada masyarakat luas, pengalaman unik serta kesan yang mendalam saat berkunjung ke sini dengan keluarga, sahabat maupun pasangan.

“Kita mengadakan live music lagu Mandarin setiap Hari Jumat dan Minggu malam, peminatnya banyak sekali dan sering kali banyak pengunjung yang maju ke depan untuk ikut berdansa ataupun request lagu kepada bandnya. Sering kali ada juga pengunjung yang ikut berkaraoke bersama penyanyinya, membuat suasana menjadi lebih seru dan hidup,” kata dia.

(fem/fem)

Membagikan
Exit mobile version