Senin, November 25

Jakarta

Jalanan perkotaan memang bisa membahayakan. Namun mungkin tidak akan terpikir jika nyawa penduduk kotanya bisa terancam karena tenggelam oleh tsunami bir.

Peristiwa ini nyata, pernah terjadi di London, Inggris. Hal buruk yang mengerikan ini tepatnya terjadi pada, Senin, 17 Oktober 1814. London saat itu benar-benar dibanjiri miras alias minuman keras. Bencana itu bermula di Horse Shoe Brewery di sepanjang Tottenham Court Road, salah satu tempat paling terkenal di kota itu pada era modern yang padat penduduk pada abad ke-19.

Tempat itu merupakan rumah bagi tong besar berisi bir porter cokelat, bir hitam yang konon memiliki rasa khas cokelat-karamel di lidah. Menurut Historic UK, tong besar itu tingginya 6,7 meter dan menampung sekitar 3.500 barel bir. Semuanya berubah pada 17 Oktober 1814, ketika salah satu cincin besi penting yang menyatukannya putus, sehingga memunculkan retakan yang menjadi awal malapetaka.


Retakan itu menyebabkan lebih dari 320.000 galon bir membanjiri jalan-jalan hingga membentuk gelombang seperti tsunami setinggi 4,6 meter yang menghantam area tersebut. Rumah-rumah ambruk dan tempat kerja terendam banjir, termasuk Tavistock Arms Pub tempat seorang pelayan bar tewas. Secara total, delapan orang dilaporkan tewas akibat banjir bir, tetapi orang kesembilan dilaporkan meninggal beberapa hari kemudian karena keracunan alkohol.

Dikutip dari IFL Science, saat kejadian, ratusan orang mengambil dan menenggak bir untuk menyelamatkan yang tersisa. Bahkan setelah bir habis, insiden itu sangat membekas karena bau bir hitam pekat masih tercium selama berbulan-bulan setelah kecelakaan.

Meskipun tsunami bir itu berasal dari hal yang sangat duniawi, ketika pabrik bir itu kemudian diproses ke pengadilan, pada akhirnya kecelakaan itu ditetapkan sebagai ‘Kuasa Tuhan’. Oleh karena itu, mereka bebas dari kesalahan di mata hukum, namun tetap harus membayar kerugian £23.000 atau setara £1,25 juta saat ini (Rp 24,8 miliar).

Setelah bencana tersebut, beberapa penyintas memajang orang-orang terkasih mereka yang telah meninggal untuk mencoba dan mengumpulkan dana, salah satunya dengan melakukan kegiatan yang menjadi populer di massa itu, yaitu pameran ruang bawah tanah yang penuh bir.

(rns/rns)

Membagikan
Exit mobile version