Minggu, Oktober 27

Jakarta

Ponsel Nokia dulu merajai dunia sebelum kolaps. Saat ini, ponsel merek Nokia yang dipasarkan HMD Global kurang begitu diminati. Penyebab kebangkrutan Nokia yang kemudian dijual murah ke Microsoft senilai sekitar USD 7 miliar ke Microsoft di tahun 2014 masih menarik perhatian.

Nokia memperkenalkan ponsel pertama tahun 1987 dan tahun 1998 menyalip Motorola jadi pemimpin pasar. Di 2005, perusahaan ini menjual ponsel ke satu miliar. Puncaknya mungkin terjadi tahun 2007 dengan market share 40%, termasuk hampir setengah pasar smartphone saat itu, dengan kapitalisasi pasar USD 150 miliar.

Tapi tahun 2010-an, Nokia mulai terganggu dengan inovasi iPhone dan deretan smartphone Android. Salah satu faktor yang dinilai berperan dalam kejatuhan Nokia adalah mengenai inovasi software yang stagnan.


“Nokia inovatif dalam perangkat keras dan merupakan kekuatan dominan di awal pasar smartphone. Namun Apple dan kemudian Android, melihat nilai software. Teknologi layar sentuh Apple mengubah cara orang memakai ponsel dan App Store-nya mudah digunakan. Mungkin Nokia kurang urgensi. Di awal era iPhone, penurunan pangsa pasar global terjadi bertahap dan tak tiba-tiba,” sebut BBC.

“Nokia pada dasarnya perusahaan hardware, bukan perusahaan softtware. Dengan kata lain, insinyurnya ahli membuat perangkat fisik, tapi bukan program yang membuat perangkatnya berfungsi. Pada akhirnya, perusahaan ini sangat meremehkan pentingnya software, termasuk aplikasi yang berjalan di smartphone, terhadap pengalaman menggunakan ponsel,” sebut New Yorker yang dikutip detikINET.

Proses pengembangan ponsel Nokia telah lama didominasi oleh para engineer hardware dan para ahli software terpinggirkan. Para eksekutif di Apple sebaliknya, melihat perangkat keras dan perangkat lunak sebagai sama penting. Selain itu, Nokia mungkin terlalu percaya diri akan tetap berada di atas.

“Nokia melebih-lebihkan kekuatan mereknya, dan percaya bahwa meskipun terlambat memasuki pasar smartphone, mereka akan mampu mengejar ketertinggalan dengan cepat. Bahkan, lama setelah iPhone dirilis, Nokia terus bersikeras bahwa desain hardware yang unggul akan memikat pengguna,” tambah New Yorker.

(fyk/fyk)

Membagikan
Exit mobile version