Minggu, September 29


Jakarta

Benyamin Suaeb, yang lebih dikenal sebagai Bang Ben, merupakan sosok legendaris dalam dunia seni tanah Betawi. Jejaknya bisa ditelusuri di Biang Kerok!

Meskipun telah tiada hampir 30 tahun yang lalu, warisan seni yang ia ciptakan tetap hidup hingga kini. Tinggalan Bang Ben bisa disimak di Museum Kebangkitan Nasional (muskitnas) di Jl. Abdul Rachman Saleh No.26, Senen, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat lewat pameran berjudul “BIANG KEROK: Pameran Arsip Benyamin Suaeb yang dinisiasi oleh Irama Nusantara x Kineforum.

Di pameran itu, pengunjung diajak untuk menyaksikan berbagai karya dan memorabilia dari perjalanan karir Bang Ben. Dari koleksi musiknya yang fenomenal, cuplikan lagu-lagu dalam film, arsip foto-foto, lembar lirik lagu, hingga rekaman program radio yang pernah ia bintangi, semuanya dipamerkan dengan apik.


Setiap sudut pameran menawarkan pengalaman unik, termasuk spot-spot dengan headphone dan MP3 player yang bisa pengunjung pakai untuk mendengarkan langsung musik-musik karya Bang Ben.

Selain menikmati berbagai peninggalan fisik seperti kostum, kaset, dan tulisan lirik lagu, pengunjung juga dapat mengikuti rangkaian program menarik yang diselenggarakan selama pameran berlangsung, salah satunya movie screening.

Pada movie screening penonton bisa menyaksikan film-film legendaris yang dibintangi Benyamin Suaeb. Penayangan film dijadwalkan setiap hari Minggu pukul 14.00 WIB. Dengan judul-judul film sebagai berikut

Raja Copet (1977) pada 23 Juni 2024
Betty Bencong Slebor (1978) pada 30 Juni

Dua film lainnya, Biang Kerok (1972) dan Drakula Mantu (1974) sudah ditayangkan pada 9 Juni 2024 dan 16 Juni 2024.

detikTravel berkesempatan menyaksikan film berjudul Drakula Mantu pada Minggu (16/6). Film bergenre horor komedi itu bikin sedikit penonton tertawa pada beberapa scene yang ditayangkan.

Tidak cuma karena alur filmnya, penonton tertarik dengan film yang disutradarai Nya Abbas Akup pada tahun 1974 itu karena masih memiliki editan yang sangat sederhana. Hantu-hantu dalam film juga tampil dengan riasan yang dinilai kocak jika disaksikan di masa kini.

Selain itu, dialog kocak dan jadul yang buat suasana nostalgia semakin terasa. Salah satu celotehan amarah yang jadi lucu dalam film tersebut adalah “Bapak harus ganti rugi seharga 20 ribu,” saat scene kambing-kambing milik Benyamin merusak lahan-lahan milik warga.

Usai film ditayangkan, semua penonton pun bertepuk tangan atas salah satu karya epik Indonesia itu.

“Seru, seru banget. Kalau dulu mungkin tahunya dari orang tua ya, orang tua suka nonton ini jadi taunya dari mereka. Ternyata setelah kita dewasa, seru juga ya,” kata Anis salah satu pengunjung.

Mawar, salah satu pengunjung juga mengapresiasi bentuk inovasi perkenalan film dan musik karya Benyamin ini. Menurutnya, ini jadi langkah yang efektif bagi para generasi muda untuk mengenal film dan musik zaman dulu.

“Sebenernya ini inovasi baru ya kayanya, jadi kaya ada pameran terus ada penyiaran filmnya juga. Kayanya bisa sih diteruskan pameran ini dan penyiaran film-film lama. Soalnya sekarang kan gen z banyak yang suka gitu ya ke pameran-pameran,” katanya

“Perkenalan film-film lama ke gen z itu inovasi yang bagus sih, karena makin lama kan kita gak tau ya mau nonton film ini di mana, di youtube juga kayaknya gak full terus juga burem, CD-CD yang diputer jaman dulu juga udah gak diputer lagi, jadi bagus sih inovasinya. Mungkin kedepannya ada film selain ini gitu yang ditayangkan, seniman-seniman lain juga,” Mawar melanjutkan.

Pameran yang berlangsung dari 2 Juni hingga 14 Juli 2024 ini dibuka setiap hari Selasa-Minggu dari pukul 8.00 -16.00 WIB dengan biaya masuk hanya Rp 2.000 (retribusi museum).

Pameran ini tidak hanya menampilkan karya-karya seni Bang Ben tetapi juga menghidupkan kembali semangat dan kreativitasnya yang begitu menginspirasi. Bagi pecinta seni dan budaya Betawi, serta generasi muda yang ingin mengetahui lebih banyak tentang ikon legendaris ini, pameran “BIANG KEROK: Pameran Arsip Benyamin Sueb” adalah sebuah pameran yang tidak boleh dilewatkan.

(fem/fem)

Membagikan
Exit mobile version