Kamis, Januari 30


Jakarta

Maxus Mifa 7 bisa menjadi penantang serius buat high MPV seperti Nissan Serena atau Toyota Voxy. Kenyamanan dan kemewahan tetap ditawarkan Maxus Mifa 7. Bedanya, mobil ini sudah ditenagai listrik sepenuhnya.

Segmen high MPV di Indonesia semakin menarik. Jika Nissan membawa Serena dengan teknologi e-Power, Maxus sebagai pendatang baru membawa high MPV dengan tenaga listrik sepenuhnya.

Kami berkesempatan untuk menguji coba langsung Maxus Mifa 7 di jalanan Bali belum lama ini. Bagaimana rasa berkendara mobil listrik penantang serius Nissan Serena dan Toyota Voxy ini? Simak pembahasannya di bawah ini ya.


Sebelum mengulas rasa berkendaranya, kita bahas dulu tampilan eksterior dan interiornya. Secara tampilan, Maxus Mifa 7 mengusung konsep khas MPV premium, yakni berdimensi besar dengan desain mengotak dan minim ornamen. Kendaraan tersebut menggunakan headlamp segaris yang dirancang seperti terhubung. Sementara tulisan ‘Maxus’ terpampang jelas di area kap mesin.

Maxus Mifa 7 Foto: Dok. Maxus

Dari bagian samping, tampilannya tampak sederhana. Gagang pintu tersembunyi rata dengan bodi ketika pintunya terkunci, sehingga membuat tampilan sampingnya lebih mewah. Pintu geser mobil ini sudah dilengkapi mekanisme buka-tutup secara elektrik sehingga memudahkan penggunanya. Kaca mobil, khususnya dari pilar B ke belakang, lebih gelap sehingga menambah privasi untuk penumpangnya.

Di bagian dalam, kesan mewahnya masih sangat terasa. Produsen melapisi dasbor dan jok dengan material khusus yang terlihat elegan. Kursi belakangnya mengadopsi model captain seat yang membuat penumpang merasa nyaman.

Maxus Mifa 7 Foto: Rangga Rahadiansyah/detikOto

Namun, berbeda dengan Mifa 9 sebagai kakak kandungnya, captain seat di Mifa 7 tak dibekali fitur pijat otomatis. Meski demikian, hal tersebut tak mengurangi kesan mewah di kendaraan.

Duduk sebagai penumpang tetap nyaman. Saya yang punya tinggi badan 178 cm bisa duduk dengan nyaman di bangku baris kedua yang bisa diatur posisinya. Ketika duduk di bangku baris ketiga pun tak masalah. Saya masih merasa nyaman dengan legroom dan headroom yang mencukupi, meski bagian paha agak naik karena lantainya yang tinggi.

Oke, sekarang kita bahas rasa berkendaranya. Seperti mobil listrik pada umumnya, Maxus Mifa 7 ini sangat senyap. Begitu semua pintu dan jendela ditutup, suasana kabin langsung kedap. Hal ini berbeda dengan high MPV kebanyakan yang punya kaca lebih besar sehingga kebisingan dari luar masih masuk ke kabin.

Sebagai gambaran, Maxus Mifa 7 dibekali baterai berkapasitas 90 kWh dengan motor listrik bertenaga maksimal 180 kW dan torsi 350 Nm. Sekali cas sampai penuh, mobil ini bisa menempuh jarak 480 km untuk rute kombinasi (WLTP Combine). Kalau untuk dalam perkotaan saja, mobil ini bisa melaju sampai 635 km (WLTP City).

Karakter berkendaranya sama saja seperti mobil listrik pada umumnya. Kita juga bisa mengatur mode berkendara dan regenerative braking agar lebih nyaman dan enak untuk dikendarai.

Kami membawa Maxus Mifa 7 ini untuk berkeliling Bali dengan jarak sekitar 99,3 km selama 5 jam berdasarkan data di layar MID. Kecepatan rata-rata di 19 km/jam. Saat berangkat, baterai masih 99 persen. Selesai perjalanan sejauh hampir 100 km, baterai tinggal 76 persen. Konsumsi energi rata-rata berdasarkan layar MID adalah 21,6 kWh per 100 km.

Maxus Mifa 7 Foto: Dok. Maxus

Dari kapasitas baterai 90 kWh, berarti energi yang dipakai sekitar 20,7 km untuk perjalanan kami selama di Bali tersebut. Biaya pengecasan mobil listrik jauh lebih murah daripada isi bensin. Untuk perjalanan sejauh hampir 100 km, biaya pengecasan hanya butuh sekitar Rp 50 ribuan (tarif cas di SPKLU Rp 2.466 per kWh).

Berkendara di Bali, yang jalanannya sempit, dengan Maxus Mifa 7 yang punya dimensi panjang 4.907 mm, lebar 1.885 mm dan tinggi 1.756 serta wheelbase 2.975 mm tak khawatir. Sebab, mobil ini sudah dibekali kamera 360 dan beragam sistem ADAS yang membuat perjalanan semakin aman. Kamera 360 yang tertanam pada Maxus Mifa 7 membuat kami semakin percaya diri melewati jalanan sempit.

Untuk sistem ADAS, Maxus Mifa 7 dilengkapi dengan adaptive cruise control, forward collision warning (FCW) & automatic emergency braking (AEB), lane departure warning (LDW) & lane keeping assist system (LKAS), serta intelligent high-beam control (IHC).

Maxus Mifa 7 juga memberikan kenyamanan untuk pengemudi maupun penumpangnya. Suspensinya dirancang pas, tidak yang mantul-mantul di jalan tol, juga tidak terlalu keras. Penumpang tidak dibikin mual karena bantingan suspensinya.

Namun, ada beberapa catatan untuk Maxus Mifa 7 ini. Terutama soal beberapa pengaturan yang masih harus dilakukan di layar head unit yang mungkin dapat mengganggu konsentrasi pengemudi.

Secara harga, Maxus Mifa 7 memang lebih mahal ketimbang high MPV Jepang yang dibanderol Rp 600 jutaan. Maxus menjual Mifa 7 dengan harga Rp 788 juta. Tapi, Maxus Mifa 7 sudah bertenaga listrik sepenuhnya. Jadi, secara operational cost bisa lebih murah dengan biaya pengecasan yang Rp 2.000-an per kWh. Bahkan pajak tahunannya jauh lebih murah ketimbang mobil bensin yang sampai jutaan rupiah.

(rgr/din)

Membagikan
Exit mobile version