Minggu, Juni 30


Jakarta

Pasar otomotif Indonesia kebanjiran merek baru dari China. Produsen mobil asal China gencar menjajakan mobil listrik di Indonesia.

Kehadiran mobil listrik China yang semakin masif di Indonesia turut mempengaruhi mobil Jepang. Nissan mengakui penjualan mobil listriknya, Nissan Leaf, di Indonesia terdampak kehadiran mobil China.

“Leaf itu sejak ada mobil-mobil China, itu saya harus akui dampaknya,” kata Caca Tobing, Nasional Sales Division Head PT Nissan Motor Distributor Indonesia di Jakarta, kemarin.


Caca bilang, sebelum kehadiran merek China, pada awal-awal pemain mobil listrik di Indonesia masih sedikit. Beberapa tahun lalu, hanya Hyundai dan Nissan yang bersaing di mobil listrik dengan segmen Rp 600-700 jutaan. Tapi kini, mobil listrik China terus membanjiri pasar otomotif Indonesia.

“(Leaf terdampak) Sejak mobil China masuk. Tadinya kan pemainnya cuma dua, Hyundai sama kita,” sebut Caca.

Mengutip data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) untuk model Nissan Leaf menurun drastis. Wholesales Nissan Leaf menurut data Gaikindo per bulan hanya 1-2 unit. Bahkan, beberapa bulan Nissan sempat tidak mengirim Leaf satu pun. Untuk lima bulan pertama tahun 2024 ini, Nissan baru hanya mengirim 5 unit Nissan Leaf ke dealer.

Tahun lalu penjualan Nissan Leaf tercatat sebanyak 73 unit dari Januari sampai Desember. Setahun sebelumnya hanya 63 unit di 2022.

“Karena efek itu tadi (kehadiran mobil China),” katanya.

Saat ini, Nissan masih menjajakan Leaf di Indonesia. Nissan Leaf dijual dengan harga mulai dari Rp 738 juta. Nissan Leaf merupakan mobil listrik dengan daya jangkau mencapai 311 km.

(rgr/din)

Membagikan
Exit mobile version