Kamis, Oktober 3


Jakarta

Merasa kesal karena dipecat, seorang karyawan asal India menghapus data server milik bekas perusahaannya di Singapura. Akibat tindakannya itu perusahaan tersebut mengalami kerugian hingga 918.000 dolar Singapura atau setara dengan Rp 11,1 miliar (kurs Rp 12.097 per dolar Singapura).

Melansir dari laporan CNA, Sabtu (29/6/2024), kejadian ini bermula saat seorang pegawai bernama Kandula Nagaraju (39) dipecat dari perusahaan layanan informasi yang berbasis di Singapura, NCS, pada Oktober 2022 lalu.

Sebelumnya pada November 2021-Oktober 2022, Kandula merupakan bagian dari tim beranggotakan 20 orang yang mengelola sistem komputer jaminan kualitas (QA) di NCS. Kala itu ia bersama mantan timnya yang lain, mengelola sebuah sistem untuk menguji perangkat lunak dan program baru sebelum diluncurkan.


Setelah kontrak Kandula diputus oleh perusahaan, ia tidak bisa lagi kerja di Singapura hingga terpaksa harus kembali di India. Ia yang merasa jengkel akan PHK tersebut kemudian menggunakan laptopnya untuk mengakses secara ilegal sistem server menggunakan credential login administrator.

Dia melakukannya enam kali antara 6 Januari dan 17 Januari 2023. Hingga pada Februari di tahun yang sama, ia kembali ke Singapura setelah mendapat pekerjaan baru. Dia menyewa kamar bersama dengan mantan rekannya di NCS dan menggunakan jaringan Wi-Fi miliknya untuk mengakses sistem NCS satu kali pada 23 Februari 2023.

Selama dua bulan, Kandula mengakses server perusahaan secara ilegal. Dalam kesempatan itu ia sempat menulis beberapa skrip komputer dengan tujuan untuk menghapus server perusahaan tersebut.

Setidaknya hingga Maret 2023, dia berhasil mengakses sistem QA NCS sebanyak 13 kali. Barulah pada 18 dan 19 Maret, dia menjalankan skrip yang diprogram untuk menghapus 180 server virtual di sistem. Skripnya ditulis sedemikian rupa sehingga akan menghapus server satu per satu.

Keesokan harinya, tim NCS menyadari bahwa sistem tidak dapat diakses dan mencoba memecahkan masalah, namun tidak berhasil. Mereka menemukan bahwa server telah dihapus.

Pada 11 April 2023, laporan polisi akhirnya dibuat dan beberapa alamat IP yang ditemukan melalui penyelidikan internal diserahkan kepada polisi. Laptop Kandula disita dan ditemukan skrip yang digunakan untuk melakukan penghapusan.

Investigasi mengungkapkan bahwa dia telah mencari skrip di Google untuk menghapus server virtual, yang kemudian digunakan untuk mengodekan skrip penghapus tersebut.

Atas tindakannya itu ia dijatuhi hukuman dua tahun delapan bulan penjara pada Senin (10/6) kemarin atas satu tuduhan mengakses server perusahaan secara ilegal. Sedangkan untuk tuntutan lain dari perusahaan sedang dipertimbangkan untuk hukuman.

“(Tindakan ini dilakukan) Kandula (karena) merasa bingung dan kesal ketika dia dipecat sebab dia merasa telah bekerja dengan baik dan memberikan kontribusi yang baik kepada NCS selama bekerja,” tulis dokumen pengadilan kasus itu.

(fdl/fdl)

Membagikan
Exit mobile version