Minggu, Juni 30

Jakarta

Banyaknya event lari marathon belakangan ini menjadi godaan tersendiri bagi para pehobi lari untuk ikut-ikutan menjajal kategori full marathon sejauh 42,195 km. Boleh-boleh saja FOMO (Fear of Missing Out), tapi persiapan yang matang dan terukur penting dilakukan agar bisa finish strong tanpa ‘drama’.

Seperti dilakukan Fachri (26), seorang karyawan swasta di Jakarta Selatan, yang untuk pertama kalinya mengikuti lomba lari Full Marathon di BTN Jakarta International Marathon (Jakim) 2024, Minggu (23/6/2024). Meski punya basic endurance sebagai pemain futsal yang lumayan kompetitif, pria yang akrab disapa Ai ini tetap merasa perlu untuk mempersiapkan diri dengan serius untuk ‘virgin marathon‘ kali ini.

“Untuk programnya sih aku biasain long run, kaya lebih dari 10 kilo,” kata Ai dalam perbincangan dengan detikcom, sesaat setelah finish dengan catatan waktu yang cukup impresif, yakni 4 jam 36 menit.


Tantangannya jelas tidak mudah. Sebagai karyawan di sebuah media digital, pria asal Depok ini benar-benar harus cermat mengelola waktu agar bisa menyempatkan diri untuk latihan lari sekurang-kurangnya 2-3 kali long run dalam sepekan.

“Intensitasnya nggak terlalu dipaksa sih, memang listen to your body saja,” tutur Ai.

Fachri, salah seorang finisher Full Marathon di BTN Jakim 2024. Foto: Uyung/detikHealth

Soal fenomena FOMO ikut-ikutan marathon, Ai memilih untuk melihat sisi positifnya. Ia sendiri termotivasi untuk menjajal nomor full marathon karena ingin men-challenge diri sendiri, membuat target tertentu agar lebih rutin dalam berlatih.

“Selama FOMO-nya baik, lari ini kan positif, menurut aku bagus-bagus aja ya. Asalkan memang tidak memaksakan diri, sesuai kapasitas saja,” katanya.

NEXT: Training yang terprogram

Simak Video “Mitos atau Fakta: Olahraga Pakai Jaket Sauna Bikin Cepat Kurus
[Gambas:Video 20detik]

Membagikan
Exit mobile version