Jumat, Oktober 18


Jakarta

Warung makan khas Sunda belakangan diminati dan menjamur jumlahnya di pinggiran kota. Berbagai lauk khasnya terasa nikmat saat disandingkan lalapan, sambal, hingga sayur asem. Ngeunah pisan!

Makanan dari tatar Sunda termasuk salah satu yang banyak digemari di Indonesia. Beberapa menunya bahkan sudah terkenal nikmat, seperti nasi liwet, nasi timbel, aneka pepes, gepuk, pesmol, sampai sayur asem.

Makanan khas Sunda juga biasanya dilengkapi aneka lalapan sayur dan sambal dadak yang pedasnya segar. Alhasil bikin selera makan makin bertambah.


Tersedia juga lauk-lauk khas yang digoreng dan dibakar. Sebut saja ikan asin, ayam bakar, ikan goreng, paru goreng, sampai sate udang goreng yang kerap jadi menu primadona di warung dan rumah makan Sunda.

Menelisik sejarahnya, makanan khas Sunda punya filosofi dan cerita menarik. Utamanya soal bahan-bahan makanan yang dipakai, ternyata mudah didapat dari alam sekitar.

Lalapan menggambarkan kedekatan orang-orang Sunda dengan alam sekitar. Foto: iStock

Hal ini disampaikan chef dan sejarawan kuliner, Wira Hardiansyah. Dalam wawancara bersama detikfood (11/2/2022), Wira mengatakan masakan Sunda masuk dalam salah satu aspek kemanusiaan Sad Rasa, yaitu hubungan manusia dengan alam.

“Orang Sunda sudah punya konsep menyatu dengan alam dari sejak sebelum Masehi,” ujarnya. Ini tercermin dari kebiasaan orang Sunda makan lalapan atau sayuran segar sebagai pelengkap hidangan.

“Nah, tanaman itu kan dari proses bertani, jadi mereka selalu punya konsep semuanya dari kebun,” tutur Wira. Karenanya orang Sunda pun tidak selalu berpatok pada satu jenis makanan.

Saat beras belum bisa dipanen, misalnya, mereka akan cari alternatif konsumsi sumber makanan lain. Singkong, ubi, dan hasil kebun lainnya bisa jadi pilihan.

Hal menarik lain, orang Sunda punya tradisi kuliner yang masih bertahan sampai sekarang. Berupa tradisi bancakan dimana orang-orang akan makan bersama sambil duduk lesehan.

Nantinya makanan disajikan di alas daun pisang yang memanjang sehingga bisa disantap ramai-ramai. Chef Wira menyebut bancakan juga sesuai prinsip orang Sunda yang dikenal dengan istilah ‘silih asah, asih dan asuh’. Dalam tradisi bancakan tidak ada jarak di antara mereka.

“Biasanya di kerajaan kan raja dan rakyat makan berbeda. Kalau masyarakat dengan bancakan tak ada jenjang, dari siapa aja sama duduk lesehan dan makan bareng-bareng,” ujar Wira.

Saat ini, popularitas warung dan rumah makan Sunda kian meningkat. Hal ini terlihat dari banyaknya tempat makan khas Sunda yang bermunculan, terutama di pinggiran kota Jakarta.

Mereka menawarkan konsep makan sederhana, seperti di warung, lesehan, atau gubukan, tapi dengan beragam pilihan lauk nikmat. Dalam ulasan pekan ini, detikfood bakal membahas serba-serbi warung Sunda.

Warung Sunda kerap memajang deretan lauk yang menggugah selera. Foto: detikFood

Mulai dari rekomendasi warung dan rumah makan Sunda legendaris di Bandung, warung Sunda populer di Depok, hingga yang jadi incaran di kawasan Tangerang dan sekitarnya.

Salah satunya Warung Nasi Urang Sunda khas Cianjur yang ada di Serpong. Setiap hari mereka menawarkan puluhan lauk goreng dan bakar yang bikin ngiler. Keistimewaannya ada pada sambal sepuasnya yang sudah tersedia di cobek-cobek di meja.

Lalu ada Warung Sunda Bumi Sadayana yang awalnya berdiri di Bandung, tapi kini punya cabang di Cipondoh dan Pamulang. Tempat makan ini tengah viral karena menawarkan banyak gratisan sebagai teman makan, seperti sayur asem dan kremesan.

Tim detikfood juga bakal membahas tuntas rekomendasi lauk, sambal khas Sunda yang tidak hanya sambal mentah, hingga tempat makan khas Sunda tengah viral di TikTok. Pastikan penggemar makanan Sunda tidak melewatkan informasinya dalam ulasan pekan ini ya!

(adr/odi)

Membagikan
Exit mobile version