Selasa, Februari 11


Jakarta

Para ahli memperingatkan sebuah risiko besar akibat sampah luar angkasa. Salah satunya mempengaruhi penerbangan.

Masalah tersebut diprediksi akan semakin memburuk seiring dengan meningkatnya lalu lintas antarplanet dan penerbangan komersial.

Mengutip New York Post, Senin (10/2/2025) sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Scientific Reports mengungkapkan bahwa permasalahan itu tidak lagi sekadar isu fiksi ilmiah, tetapi telah berkembang menjadi masalah nyata yang patut diwaspadai.


Salah satu penulis makalah tersebut, Universitas British Columbia, Vancouver, Kanada yakni Ewan Wright mengatakan ada kemungkinan benda-benda luar angkasa itu mendarat ke bumi yang akan membahayakan penerbangan.

“Ada peluang sebesar 26 persen terjadinya masuknya puing-puing luar angkasa yang tidak terkendali di wilayah udara yang sibuk seperti di Amerika Serikat bagian Timur Laut atau Eropa Utara, setiap tahunnya,” kata dia.

Makalah yang berjudul “Airspace Closures Due to Reentering Space Objects” adalah salah satu contoh nyata yang dikutip adalah kejadian bulan lalu, saat pesawat ruang angkasa SpaceX meledak menjadi bola api di atas Samudra Atlantik Utara, dekat Turks dan Caicos.

Dalam kejadian tersebut, FAA (Administrasi Penerbangan Federal) mengaktifkan Area Respons Puing yang membatasi pesawat untuk tidak memasuki zona yang terpengaruh selama beberapa waktu.

Menurut pihak berwenang, pada Januari ini sebuah cincin pemisah roket yang diperkirakan memiliki berat sekitar 1.000 pon jatuh di sebuah desa di Kenya.

Penulis penelitian tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak penghentian operasional di darat serta langkah-langkah lainnya yang diambil untuk memastikan keselamatan penerbangan, seperti saat terjadi badai petir musim panas, dapat merugikan perekonomian.

“Situasi ini menempatkan otoritas nasional dalam dilema, haruskah mereka menutup wilayah udara atau tidak dengan mempertimbangkan implikasi keselamatan dan ekonomi,” tulis laporan itu.

Para penulis juga menyarankan agar semua misi antariksa di masa depan mengutamakan berbagai langkah panjang untuk meminimalkan risiko. Namun, kenyataannya, masalah sampah antariksa semakin sulit diatasi.

Saat ini, lebih dari 2.300 badan roket mengambang di luar angkasa dan diperkirakan akan jatuh ke mana saja tanpa kendali.

“Otoritas wilayah udara akan menghadapi tantangan masuknya puing-puing antariksa yang tidak terkendali selama beberapa dekade mendatang,” sebut para peneliti.

Sebelumnya, para ilmuwan juga telah memperingatkan bahwa jumlah sampah luar angkasa yang semakin banyak telah mengancam keselamatan dan hampir merusak pandangan kita terhadap langit.

“Kita dapat melihat jejak lalu lintas ruang angkasa manusia melalui aerosol stratosfer,” ujar fisikawan peneliti di Laboratorium Ilmu Kimia NOAA, Troy Thornberry.

(upd/fem)

Membagikan
Exit mobile version