Rabu, November 6

Jakarta

Para peneliti di China melaporkan kasus penyakit gonore yang resisten atau kebal terhadap antibiotik meningkat tiga kali lipat hanya dalam waktu lima tahun.

“Ini adalah peringatan bagi seluruh dunia,” kata para peneliti yang dikutip dari US News.

Strain yang resisten terhadap pengobatan lini pertama adalah Ceftriaxone dan beberapa antibiotik lainnya. Namun, karena resisten terhadap obat, penyakit ini perlu dipantau untuk mengurangi penyebarannya.


“(Gonore) telah menyebar secara internasional dan upaya kolaboratif lintas batas akan sangat penting, untuk memantau dan mengurangi penyebarannya lebih lanjut,” tulis sebuah tim yang dipimpin oleh Dr Shao-Chun Chen, dari Akademi Ilmu Kedokteran di Nanjing, China.

Suntikan ceftriaxone intramuskular tunggal adalah pengobatan pertama yang direkomendasikan untuk gonore di China dan Amerika Serikat. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, kasus gonore yang resisten terhadap Ceftriaxone saat ini masih sangat jarang terjadi di Amerika Serikat.

Namun, hal itu bisa saja berubah. Menurut data terbaru, pada 2022 prevalensi infeksi Neisseria gonorrhoeae, strain bakteri penyebab gonore, di China yang resisten terhadap ceftriaxone adalah 8,1 persen (kasus).

“Itu kira-kira tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan tahun 2017 sebesar 2,9 persen,” demikian temuan studi baru tersebut.

Dalam kasus seperti ini, beralih ke antibiotik lain mungkin tidak banyak gunanya. Tim dari China menemukan bahwa strain gonore resisten terhadap antibiotik lain dengan prevalensi hingga 97,6 persen, itu tergantung pada jenis antibiotik.

“Data baru ini berasal dari pengawasan terhadap tren kasus gonore yang resisten terhadap obat di 13 provinsi berbeda di China dari 2017 hingga 2022. Jenis gonore yang resisten terhadap obat lebih banyak ditemukan di beberapa provinsi dibandingkan provinsi lainnya,” kata para peneliti.

Menurut tim Chen, penting untuk menentukan faktor-faktor yang mungkin mendorong munculnya dan penyebaran jenis gonore yang resisten terhadap obat. Itu termasuk penggunaan antibiotik secara berlebihan, yang dapat memicu mutasi virus yang berbahaya.

Temuan ini dipublikasikan pada 28 Maret di jurnal CDC Morbidity and Mortality Weekly Report.

NEXT: Terkait Gonore

Simak Video “Kemenkes Jawab Tingkat Fatalitas Pneumonia ‘Misterius’ yang Melanda China
[Gambas:Video 20detik]

Membagikan
Exit mobile version