Kamis, Januari 23

Jakarta

Di Ethiopia, ada sebuah danau yang dijuluki ‘Danau Pembunuh’ dan dikelilingi bangkai hewan. Danau ini dapat membuat manusia tersedak udara hanya karena berada di dekatnya.

Depresi Danakil, nama tempat tersebut, sangat panas dan mungkin merupakan salah satu tempat paling asing di dunia, karena masih sedikit ilmuwan yang mengunjungi dan menelitinya.

Terletak di wilayah timur laut Ethiopia, selatan Eritrea, dan barat laut Djibouti, Depresi Danakil juga dikenal sebagai Depresi Afar atau Segitiga Afar.


Di seberang daratan kering, terdapat kolam-kolam berwarna kuning dan hijau terang yang mengeluarkan gelembung seperti kuali panas.

Dengan kedalaman lebih dari 100 meter di bawah permukaan laut, ini adalah salah satu tempat yang paling tidak ramah dan paling jarang dipelajari di dunia.

Dikutip dari BBC Future, Rabu (22/1/2025) Depresi Danakil adalah salah satu tempat terkering tetapi hamparan magma cair berada tepat di bawah permukaan kerak dengan dua gunung berapi yang sangat aktif di area tersebut. Selain itu, area tersebut dipenuhi kolam asam dan geyser serta kawah dalam yang disebut Dallol.

Danau Pembunuh, Depresi Danakil di Ethiopia. Foto: Michele Spatari via LadBible

Barbara Cavalazzi dari Bologna University, Italia, telah melakukan ekspedisi penelitian di Danakil sejak 2013. Ia menggambarkan lingkungan tersebut sebagai area ‘sangat ekstrem’, mengingat pernah mengukur suhunya mencapai 55 derajat Celcius. Namun, bukan hanya panas yang harus mereka hadapi, karena udaranya juga mematikan.

Para peneliti harus mengenakan masker gas karena hidrogen sulfida yang beracun serta uap klorin bisa mencekik paru-paru mereka.

“Danau itu dikenal dengan banyak nama berbeda. Penduduk setempat menyebutnya ‘Gaet’Ale’ atau ‘Arrath’. Sebagian menyebutnya ‘Danau Berminyak’ atau ‘Danau Kuning’,” ujarnya.

“Banyak orang menyebutnya ‘Danau Pembunuh’, karena saat Anda berada di sekitarnya dan melihat sekeliling, terlihat banyak serangga kecil dan burung tergeletak mati di dekatnya. Mereka mungkin tiba di sana dan bermaksud minum, tetapi yang sebenarnya membunuh mereka adalah emisi karbon dioksida yang kuat,” jelasnya.

Karena karbon dioksida ini, burung yang terbang tepat di atas danau akhirnya mati lemas. Bagi manusia, berkat ketinggian kita, danau ini tidak terlalu berbahaya.

Namun Calavazzi memperingatkan, apa pun yang berada dalam jarak 30 cm dari air akan mati karena menghirup terlalu banyak karbon dioksida. Ngeri!

(rns/rns)

Membagikan
Exit mobile version