Ancaman bom palsu mengacaukan industri perjalanan India. Kabar itu datang menjelang perayaan terbesar dan membuat rugi puluhan miliar.
Mengutip CNN, Senin (4/11/2024), maskapai-maskapai penerbangan India telah menerima lebih dari 100 ancaman bom palsu. Ia datang dalam kurun waktu beberapa hari, memaksa pesawat-pesawat untuk menunda, mengalihkan rute dan melakukan pendaratan darurat.
Karenanya, industri penerbangan negara ini berantakan tepat sebelum salah satu hari raya terbesar di tahun ini, Diwali, yang berlangsung pada akhir bulan lalu hingga awal bulan ini.
Epidemi ancaman-ancaman palsu ini telah menyasar penerbangan-penerbangan internasional maupun domestik, menyebabkan kekacauan dalam perjalanan-perjalanan jarak jauh yang menuju ke berbagai tempat seperti New York.
Meskipun ada yang sudah ditangkap pada minggu lalu dan pihak berwenang bersumpah untuk menghukum para pelaku dengan hukuman penjara, serentetan ancaman terus berlanjut. Ancaman itu sering kali dikirim melalui email dan unggahan media sosial.
Satu maskapai penerbangan, IndiGo Airlines, menerima hampir 30 ancaman bom dalam empat hari. menurut pernyataan dari maskapai penerbangan tersebut. Maskapai penerbangan India lainnya, Akasa Airlines, SpiceJet dan Alliance Air, juga terkena dampaknya.
Hoax yang paling terkenal menargetkan Air India minggu lalu dan itu adalah penerbangan ke Chicago. Mereka harus melakukan pendaratan darurat di kota paling utara Kanada di Kutub Utara, sementara penerbangan lain yang menuju Singapura harus dikawal oleh jet tempur Singapura, dengan regu penjinak bom yang menunggu di bandara.
“Sejak hoaks pertama kali muncul pada pertengahan Oktober, kami telah menerima 150 hingga 160 ancaman,” ujar Sanjay Lazar, seorang pakar penerbangan.
Hoax ancaman bom bukanlah fenomena baru di India. Berapa bandara menerima ancaman serupa pada bulan April dan Juni tahun ini.
Namun, frekuensi dan tingkat gangguan dalam dua minggu terakhir di bulan Oktober lalu belum pernah terjadi sebelumnya. Keadaan itu membuat para penyelidik berusaha keras untuk menentukan siapa yang berada di balik ancaman-ancaman tersebut.