Selasa, Oktober 15


Jakarta

Seorang wanita dengan jujur meminta pertolongan pada awak kabin saat alerginya kumat. Bukannya dibantu, ia malah diusir dari pesawat.

Dilansir dari Independent UK pada Senin (14/10), Ellie Brelis (29) melakukan penerbangan dari Boston menuju Los Angeles minggu lalu dengan maskapai Delta Airlines. Selama penerbangan, ia merasa bahwa alerginya kumat.

Brelis mengalami syok anafilaksis yang diakibatkan oleh kacang. Ia mengatakan bahwa penyakitnya kambuh dengan efek yang lebih ringan dari biasanya.


“Saya benar-benar berada di pesawat dan mereka mengantar saya keluar,” kata Brelis sambil menangis.

Ternyata, ia diminta untuk turun dari pesawat. Beruntung, pramugari membantunya untuk mendapatkan penerbangan lain pada malam itu.

“Saya tidak tahu apa yang saya lakukan dan orang di pintu gerbang saat itu mengatakan bahwa saya tidak melakukan kesalahan apa pun,” kata dia.

Ia harus menunggu selama lima jam untuk mendapat kepastian terbang. Kesengsaraannya bertambah. Brelis tidak dapat makan selama menunggu.

Pada penerbangan kedua, Brelis menghadapi situasi itu dengan lebih matang. Ia melakukan upgrade kelas dan mengatakan tentang alerginya pada pramugari sebelum lepas landas.

Maskapai biasanya meminta penumpang memberi tahu mereka tentang alergi apa pun sebelum naik pesawat dengan mengisi formulir atau menghubungi tim layanan aksesibilitas mereka.

Alergi makanan dianggap sebagai disabilitas menurut Undang-Undang Penyandang Disabilitas Amerika dan maskapai penerbangan diwajibkan oleh hukum untuk menyediakan akomodasi bagi penumpang penyandang disabilitas.

(bnl/fem)

Membagikan
Exit mobile version