Jumat, Desember 20

Jakarta

Kebijakan pemerintah untuk menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% mulai Januari 2025 telah memicu reaksi beragam di kalangan warganet. Media sosial diramaikan dengan perdebatan sengit antara pihak yang pro dan kontra terhadap kebijakan ini.

Sebagian besar netizen yang kontra berpendapat bahwa kenaikan PPN akan semakin membebani masyarakat, terutama di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih pasca pandemi. Mereka khawatir harga barang dan jasa akan melonjak, sehingga daya beli masyarakat semakin menurun.

Beberapa netizen mendukung kenaikan PPN dengan alasan bahwa ini adalah langkah penting untuk memperkuat keuangan negara. Mereka berargumen bahwa dengan meningkatnya penerimaan negara dari PPN, pemerintah dapat lebih efektif dalam mendanai proyek-proyek infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan yang krusial bagi kemajuan Indonesia.


Pro

“Intinya, PPN 12% itu gak semenyeramkan yang dipropagandakan. Kritik boleh, tapi harus pakai data dan logika. Pajak ini bekal buat Indonesia yang lebih baik,” ujar @melekinfo_id.

“Kenaikan PPN 12% emang berat, tapi kalo digunakan buat pembangunan dan kesejahteraan rakyat, gue sih oke aja,” kata @DimasHadi203.

“Percaya deh tanpa pajak program pemwrintah ga akan jalan, program pemerintah ga jalan masyarakat ga dapet apa yg jadi di butuhkannya subsidi, infrastruktur, dll. Jadi pajak pasti ada. Ga logis kita pajak ga ada tapi kita minta perhatian pemerintah,” ucap @awanhujanputih.

“sebenarnya kenaikan PPN 12% itu untuk membantu program pemerintah dan pembangunan Indonesia, syukurnya hanya untuk produk tertentu saja dan barang-barang mewah, syukurlah,” pendapat @IkaAprilia9922.

“aku gk khawatir dengan naiknya PPN #SatuPersen itu, karna pasti sudah di pertimbangkan dengan matang dan memang untuk mendukung program pembangunan indonesia. PPN 12% ini hanya berlaku untuk barang-barang mewah dan untuk kebutuhan pokok tetap normal☺,” tulis @suucinovita.

Kontra

“Ppn 12% tapi lo masih macet2an dijalan berlubang dengan minim kendaraan umum harus menempuh tiap hari dengan makanan kualitas rendah, pakaian kualitas rendah, kendaraan kualitas rendah bahkan lo pada gak minum air yang kualitas sama dengan pejabat 😭” kata @tweetaje_aje.

“Demi menutupi anggaran kenaikan gaji dan tunjangan para pejabat dan wakil rakyat, kalian naikan PPN 12%. Keringat rakyat kalian peras demi kepentingan pribadi dan keluarga. Kalian dipilih agar bs mengelola SDA untuk bsa dinikmati seluruh rakyat indonesia. Bukan pejabat dan aseng,” ujar @ArtoJumi14084.

“Negara lain pas tau rakyatnya lagi susah, ekonomi negara lagi ga bagus pada nurunin pajak biar warga negaranya bisa tetep belanja kebutuhan, lah wakanda malah sebaliknya dong. Malah naikin pajak biar pendapatan negara naik,” kata @Marshintac1.

“Gimana cerita beras premium lu pajekin 12% PPN? Beras sembako woi, kebutuhan pokok malah. Mau premium mau kaga, ga harusnya dipajekin tinggi bgt, kecuali petaninya lo jamin makan dan tempat tinggalnya baru deh gapapa beras premium lu pajekin 12%,” ujar
@foxtrotvlrt.

“g neken kebijakan ppn 12% boleh dikatain dzolim ngga sih? apa nggak mikirin orang menengah ke bawah yg bakal terseok-seok buat menuhin kebutuhan hidup? wong sekarang aja semuanya serba mahal, tapi penghasilan cuma segitu-gitu aja. apa nggak bakal tambah pelik ngatur duit,” kata @jneonuf.

Kamu sendiri pro atau malah kontra dengan kebijakan kenaikan PPN 12%? Tulis di kolom komentar ya…

(afr/afr)

Membagikan
Exit mobile version