Senin, Oktober 7


Jakarta

Buntut dari food vlogger yang di-blacklist karena merendahkan pelaku usaha makanan, banyak netizen yang mengkritisi etiket dan pemakaian istilah saat mengulas makanan.

Belum lama ini ramai soal food vlogger @debiprt_ yang dikritik tajam karena etiketnya saat mengulas warung rawon di Yogyakarta. Ulasannya terkesan merendahkan warung tersebut.

Dalam ulasannya bukan sebuah kritik yang membangun, melainkan cemooh yang membuat warung tersebut merugi. Omzet pun turun dan pemilik warung rawon mengaku sakit hati.


Rupanya, food vlogger tersebut memang kerap membeli ulasan merendahkan di setiap kontennya di TikTok. Inilah yang akhirnya membuat ia di-blacklist dari seluruh pelaku usaha makanan di Yogyakarta.

Lagi-lagi, Gegara Review Food Vlogger Sebuah Warung Rawon Tutup Foto: X/txtdrkuliner

Namun, belakangan masalah antara food vlogger dan pemilik warung rawon sudah berakhir damai. Meski begitu, banyak netizen yang masih mengkritisi cara food vlogger itu saat mengulas makanan.

Seperti yang disampaikan oleh konten kreator @geraldvincentt (05/10/24). Dalam videonya ia berpendapat agar sebaiknya food vlogger jangan hanya mencari sensasi semata.

“Jangan karena cari sensasi malah jadinya menutup rezeki orang lain. Apalagi ini bisa dikenakan UU ITE Pasal 27 ayat 3,” ujarnya dalam video berdurasi 1 menit.

Ia juga menyarankan agar food vlogger dapat memberi kritik yang membangun. Selain itu, kritik juga harus disampaikan dengan etika yang tepat, agar tidak terkesan merendahkan.

Ilustrasi food vlogger. Foto: Getty Images/iStockphoto

Lebih lanjut, ia juga menyoroti food vlogger yang memberi ulasan ‘asal-asalan’. Apalagi yang menggunakan istilah tidak masuk akal, seperti ‘Rasa kejunya ngeju banget’.

Ada juga penggunaan istilah yang tidak menjelaskan apa-apa, seperti ‘Jujur enak banget’, ‘Toppingnya gak pelit’, ‘Worth the hype’ dan lainnya.

Video tersebut pun ramai mendapat tanggapan dari netizen di kolom komentar. Banyak netizen yang juga mengkritisi aksi food vlogger yang tak bertiket dan tak berkompeten.

“Gue paling benci, ada yang review tapi gak sesuai sama gambar yang ditampilkan di video. Jelas-jelas kuah karinya encer, tapi dia bilang creamy, itu aneh sih,” tulis netizen.

“Selain ada penggunaan istilah ngeju, ada juga food vlogger wanna be suka bilang ‘Rasa kaldunya ngaldu banget’,” tulis netizen lainnya.

(raf/odi)

Membagikan
Exit mobile version