Jakarta –
Selama bertahun-tahun, NASA telah menggali banyak benda yang terkubur di bawah lapisan demi lapisan es. Mulai dari perkakas kuno, bangkai hewan, pesawat Perang Dunia II, hingga gunung berapi, apa pun itu, es telah menguburnya dan manusia menemukannya kembali.
Selama misi penerbangan pada April di atas Lapisan Es Greenland, ilmuwan NASA Chad Greene menambahkan satu hal yang cukup mengejutkan ke dalam daftar tersebut: sebuah pangkalan militer rahasia.
Setelah mengambil gambar radar dari es tersebut, Greene terkejut melihat apa yang kemudian dipastikan sebagai Camp Century, pangkalan militer Amerika Serikat (AS) dari masa Perang Dingin yang berusia 65 tahun, terkubur sekitar 30 meter di dalam lapisan es yang sangat besar.
“Kami mencari lapisan es dan muncullah Camp Century. Awalnya kami tidak tahu apa itu,” kata Alex Gardner, seorang ilmuwan kriosfer di Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA, yang membantu memimpin proyek tersebut, dikutip dari Popular Mechanics.
Sejarah Pangkalan Militer di Greenland
Dibangun secara rahasia antara Juni 1959 hingga Oktober 1960 oleh Korps Zeni Angkatan Darat AS, Camp Century juga dikenal sebagai kota di bawah es. Pangkalan militer ini terdiri dari 21 terowongan bawah tanah yang membentang sepanjang 3 km.
Dalam gambar radar situs tersebut, kata Greene, banyak dari struktur individual pangkalan tersebut terlihat jelas. Untuk mempelajari pangkalan tersebut, NASA menggunakan Uninhabited Aerial Vehicle Synthetic Aperture Radar (UAVSAR), sebuah teknologi yang mirip dengan LiDAR yang umumnya digunakan dalam mencari struktur tersembunyi. Perbedaannya adalah, LiDAR menggunakan sinar laser, sedangkan UAVSAR menggunakan gelombang radio.
Menurut National Museum of Nuclear Science and History pangkalan militer ini ada karena AS dan Denmark menandatangani perjanjian Pertahanan Greenland pada tahun 1951. Perjanjian tersebut merundingkan pengaturan yang memungkinkan angkatan bersenjata pihak-pihak dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara dapat menggunakan fasilitas di Greenland, untuk mempertahankan Greenland dan wilayah Pakta Pertahanan Atlantik Utara lainnya.
Greenland, pada saat perjanjian tersebut dibuat, merupakan wilayah Denmark. Hal ini memungkinkan AS untuk membangun pangkalan di Greenland.
Bahkan tanpa suhu -70 derajat dan angin berkecepatan 201 km per jam yang mungkin terjadi di lapisan es, pembangunan Camp Century terdengar seperti mimpi buruk total. Kamp tersebut dibangun dari 6.000 ton material, yang diangkut melalui kereta luncur berat yang kecepatannya mencapai 3 km per jam. Material dikirim ke Thule, pangkalan AS lainnya yang berada di atas es dengan kereta luncur, perjalanan itu ditempuh selama 70 jam.
Para insinyur Angkatan Darat pertama-tama menggali parit, yang terpanjang di antaranya adalah lorong sepanjang 300 meter yang disebut Main Street, jauh di dalam salju dan es sebelum bangunan kayu dan atap baja dibangun di Camp Century.
Harta karun pangkalan itu adalah salah satu reaktor nuklir berdaya sedang PM-2 pertama yang, dalam kondisi beku, harus diperlakukan dengan sangat hati-hati agar dapat memberi daya pada lokasi tersebut.
Selama beroperasi di pangkalan tersebut, para ilmuwan membuat terobosan geologis yang besar. Mereka adalah beberapa orang pertama yang mempelajari inti es, dan tanah dari Greenland sendiri mengungkap sejarah kuno keberadaan hutan hijau dan beragam satwa liar.
Camp Century bukanlah rahasia. Pembangunannya diketahui, dan Angkatan Darat AS bahkan membuat video promosi untuk proyek tersebut. Sudut pandang penelitian ilmiah, meskipun penemuannya penting, hanyalah kedok untuk strategi senjata nuklir utama AS yang bahkan tidak diketahui oleh pemerintah Denmark.
Dikenal sebagai ‘Project Iceworm’, rencananya adalah Camp Century akan menampung rudal balistik di bawah es Greenland. Terowongan tambahan seluas 83,6 km persegi direncanakan, cukup untuk menampung 600 rudal. Diperlukan pembangunan 60 pusat peluncuran, dan fasilitas ini rencananya akan diawaki oleh 11.000 tentara yang tinggal di kota di bawah es tersebut.
Namun Proyek Iceworm tidak pernah terwujud karena serangkaian kendala. Pada tahun 1967, Camp Century dinonaktifkan dan ditinggalkan dan akhirnya menjadi fosil dingin dari upaya Perang Dingin AS. Kini, sisa-sisa itu teronggok begitu saja, terkubur oleh lebih banyak es dan salju dalam 57 tahun sejak penutupan pangkalan itu.
Bahaya ‘Fosil’ Nuklir
Meski akhirnya tidak digunakan, bukan berarti pangkalan militer ini tidak berbahaya. Pada saat pembangunannya, reaktor nuklir diangkut sepotong demi sepotong di bawah es, hanya untuk beroperasi selama 33 bulan. Menurut National Museum of Nuclear Science and History, selama waktu itu, ia menghasilkan lebih dari 47 ribu galon limbah nuklir.
Ketika pangkalan itu ditutup, mereka hanya memindahkan reaktor. Sementara limbahnya masih tergeletak di bawah es-es yang berada dalam bahaya serius dengan iklim yang menghangat. Saat ini, es itu hanya tergeletak di sana, membeku dalam waktu. Tetapi sebuah studi oleh para ahli telah memproyeksikan bahwa pangkalan itu bisa mulai kehilangan es pada 2090.
“Mereka mengira hal itu tidak akan pernah terungkap,” kata William Colgan, seorang ilmuwan iklim dan gletser di York University, Toronto, Kanada, sekaligus pemimpin penelitian tersebut.
“Saat itu, di tahun 60-an, istilah pemanasan global bahkan belum diciptakan. Namun, iklim sedang berubah, dan pertanyaannya sekarang adalah apakah sesuatu yang ada di bawah sana akan tetap ada di bawah sana,” pungkasnya.
[Gambas:Youtube]
(rns/rns)