Senin, Februari 3


Bandung

Musim hujan tiba, traveler yang mau berwisata harap berhati-hati. Simak cara warga Bandung melawan banjir di Rancaekek berikut ini.

Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dari 1 Januari hingga 8 Desember 2024, banjir tercatat sebagai bencana yang paling sering terjadi di Indonesia, dengan 962 kejadian.

Salah satu wilayah yang sering terdampak adalah Kecamatan Rancaekek di Kabupaten Bandung. Ketika banjir melanda, banyak rumah terendam dan aktivitas sekolah terganggu.


Warga pun tergerak. Mereka berhasil menyulap bantaran sungai yang semula penuh dengan sampah kini menjadi bersih dan penuh dengan tanaman.

Jembatan Astana Jawa Jadi Saksi Perjuangan Warga

Jembatan Astana Jawa di Sungai Citarik yang menghubungkan Kampung Karapiak di Desa Nanjungmekar, Kecamatan Rancaekek dan Pamoyanan di Desa Panenjoan, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung pun menjadi saksi bisu perjuangan warga melawan banjir.

Dahulu, jembatan itu penuh dengan sampah. Berbagai jenis sampah tertumpuk menggunung. Sampah plastik dan organik bercampur. Bau tak sedap menyengat hidung.

Ketika Sungai Citarik mengamuk pada April 2016, gunungan sampah itu tersapu banjir bandang dan memenuhi rumah-rumah warga.

Upaya pemerintah setempat bukan tidak ada. Berulangkali plang imbauan dilarang buang sampah di bantaran sungai itu dipasang, namun tak ada yang mengindahkan. Plang berbunyi, sampah ‘terisi’.

Namun sekarang keadaan sudah berubah. Sebuah plang bertuliskan imbauan dilarang membuang sampah membentang pada tiang bambu di jembatan Astana Jawa. Tapi kini ada yang beda di sana.

Di bawah plang berisi ancaman pidana itu, tidak terlihat lagi ada sampah menggunung. Memang masih ada sisa-sisa sampah yang bercampur tanah, tapi bantaran itu secara keseluruhan sudah berubah menjadi asri.

Tanaman hias berbagai macam ditanam di situ. Tanaman itu tumbuh dengan baik. Ada yang berbunga, ada lidah buaya, ada ‘lompong’, dan tanaman lainnya. Rumput-rumput juga ikut tumbuh. Seolah-olah tanaman itu menjadi simbol perlawanan terhadap sampah.

Indra Gazi Ahmad Maraghi, Tokoh Pemuda Pamoyanan mengatakan wilayah tersebut masuk ke Desa Nanjungmekar. Kepala Desa Nanjungmekar, Rancaekek menginstruksikan agar ada upaya pelestarian bantaran sungai.

“Digarap oleh warga Karapiak, instruksi dari kades untuk melestarikan alam. Merubah dari tempat sampah menjadi area penuh tanaman, jadi semacam taman,” kata Indra.

Wajah baru bantaran Sungai Citarik di sekitar Astana Jawa itu menurut Indra sudah berlangsung sekitar 4 bulan. Seiring dengan perbaikan jalan terusan jembatan. Sambil membenahi jalan, warga juga membenahi bantaran supaya bersih dari sampah.

“Sekarang tidak boleh lagi warga, baik warga Karapiak maupun Pamoyanan yang membuang ke tempat itu. Sampah ditarik oleh masing-masing wilayah ke TPS3R masing-masing,” katanya.

——-

Artikel ini telah naik di detikJabar.

(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version