Kamis, September 19


Jakarta

Revitalisasi Museum Nasional setelah terjadi kebakaran setahun lalu terus berjalan. Indonesian Heritage Agency (IHA) menjanjikan adanya berbagai inovasi setelah proses revitalisasi rampung.

Kebakaran melanda Museum Nasional Indonesia pada Sabtu (16/9/2023). Dari tragedi itu, pengelola museum dan IHA melakukan berbagai upaya, misalnya pendataan dampak kerusakan terhadap bangunan dan koleksi. Hal itu mencakup evakuasi koleksi terdampak, penyanggaan bangunan yang masih berdiri, hingga pembongkaran struktur yang rawan runtuh.

Proses itu didampingi oleh tim Tenaga Ahli Cagar Budaya dan TIm Ahli Pemugaran, UNESCO, hingga pakar internasional.


Tak sekadar pemulihan fisik, revitalisasi Museum Nasional Indonesia juga akan merambah ke pembaruan konseptual. Dengan mengusung konsep Reimajinasi Warisan Budaya, terdapat tiga fokus utama yakni Reprogramming, Redesigning, dan Reinvigorating. Nantinya, museum diharapkan bukan sekedar menjadi ruang pameran, melainkan juga pusat interaksi sosial dan edukasi masyarakat.

Plt. Kepala Indonesian Heritage Agency, Ahmad Mahendra, dalam jumpa pers pada Selasa (17/9), menjelaskan bahwa ke depannya Museum Nasional tak sekedar menjadi tempat koleksi benda-benda masa lampau atau yang bersejarah. Tetapi juga akan ada tempat untuk hal-hal masa kini ataupun masa depan. Selain itu, mengusung tagline ‘Kita Indonesia’, Museum Nasional Indonesia ia harapkan dapat menjadi pintu seseorang mengenal bangsa dan sejarah Indonesia.

“Gedung A itu bicara soal masa lalu, sejarah sampai di koleksi kerajaan arca-arca dan sebagainya. Kemudian di Gedung B masa kini yaitu soal bagaimana nanti jadi pameran ada tiga output tadi Scholarly, kemudian ruang publik juga, ruang pembelajaran, tentu bicara masa kini,” kata dia.

“Dan juga nanti masa depan itu akan ada di Gedung C, soal bagaimana juga ada di situ. Lab-lab itu juga menunjukkan bagaimana pelayanan-pelayanan kita, kain itu juga bisa direstorasi di sini. Kemudian juga soal pelayanan-pelayanan ke depan, soal lab-lab bagaimana, dan kita ke depan itu akan bicara di gedung C. Jadi, narasi dari museum nasional ini adalah bagaimana kita bisa mengalami masa lalu tapi juga bisa menginspirasi masa depan,” dia menambahkan.

Museum Nasional Indonesia rencananya akan dibuka untuk umum pada 15 Oktober 2024. Museum memperkenalkan empat program utama yang dirancang khusus untuk mengajak pengunjung terlibat lebih dekat dengan sejarah dan budaya Indonesia. Misalnya lewat penyajian wajah baru tata pamer koleksi di Taman Arca, Rotunda, hingga Ruang Kertarajasa.

Selanjutnya, yang menjadi unggulan adalah pada ruang ImersifA, yang akan menampilkan berbagai cerita lewat teknologi kontemporer.

Ada juga dua pameran temporer yakni “Perjalanan Upaya Pemulihan Pasca Kebakaran” yang di dalamnya mengisahkan rekam jejak museum dalam menghadapi kebakaran. Selain itu, ada pula “Pameran Repatriasi” yang akan menampilkan lebih dari 300 koleksi terpilih yang telah kembali ke Indonesia. Hal ini adalah bagian dari upaya repatriasi artefak budaya dari berbagai negara.

Di sisi lain perihal sistem keamanan, Museum Nasional mengklaim bahwa mereka telah meningkatkan sistem keamanan secara signifikan. Hal itu melalui penerapan teknologi terbaru, perbaikan fisik museum, renovasi ruang pameran, dan peningkatan fasilitas pengunjung agar lebih aman dan nyaman.

Nantinya, Museum Nasional Indonesia akan dibuka publik pada Selasa (15/10/2024). Untuk saat ini, proses revitalisasi tersebut masih belum sepenuhnya rampung.

“Kalau sekarang mungkin sudah 50 sampai 60 persen (revitalisasi) nanti sampai saatnya tanggal akhir September, sudah sampai 70-80 mungkin, sampai 15 Oktober itu mungkin udah 100 persen,” ujar dia.

(wkn/fem)

Membagikan
Exit mobile version