Minggu, Januari 5


Jakarta

Sebagai museum terbesar dan tertua di Indonesia, Museum Nasional Indonesia (MNI) terus berinovasi untuk menciptakan ruang publik yang ramah bagi semua kalangan. Termasuk, memberikan pengalaman inklusif, terutama bagi penyandang disabilitas.

“Kami sangat fokus dan berkomitmen untuk menyediakan fasilitas yang mendukung aksesibilitas bagi penyandang disabilitas,” ujar Asep saat diwawancarai detikTravel, Jumat (6/12/2024).

Beberapa fasilitas yang tersedia di MNI mencakup jalur akses (RAM), kursi roda, toilet inklusif, dan huruf Braille. Fasilitas ini dirancang untuk memastikan kenyamanan dan kemudahan bagi pengunjung disabilitas.


“Kami juga memiliki lift untuk memudahkan pengunjung dengan kursi roda berpindah antar lantai, serta area parkir khusus,” ujar Asep.

Tidak hanya menyediakan fasilitas fisik, MNI juga memiliki program khusus untuk pengunjung disabilitas, termasuk tunarungu. Program ini bertujuan untuk memberikan layanan yang personal dan bermakna bagi setiap individu.

“Kami bekerja sama dengan komunitas seperti JBI atau sekolah luar biasa (SLB) untuk memberikan layanan yang lebih personal bagi teman-teman tuli,” kata Asep.

Huruf Braille menjadi salah satu fitur penting yang dihadirkan dalam koleksi museum. Fasilitas ini memberikan akses informasi yang lebih mandiri bagi pengunjung tunanetra.

“Braille ini memberikan kesempatan kepada tunanetra untuk memahami informasi koleksi museum dengan lebih mandiri,” kata Asep.

Selain itu, MNI menyediakan panduan khusus bagi kelompok disabilitas yang membutuhkan layanan tambahan. Fleksibilitas ini memungkinkan MNI untuk memenuhi kebutuhan spesifik setiap pengunjung.

“Kami selalu siap jika ada permintaan kunjungan dari instansi atau komunitas yang membutuhkan layanan khusus,” kata Asep.

[Gambas:Instagram]

Chika Miranda Putri, pengunjung dari Pesantren Tahfidz Difabel, memberikan tanggapan terkait pelayanan di Museum Nasional Indonesia. Menurutnya, pelayanan yang disediakan sudah baik dan cukup ramah terhadap kebutuhan pengunjung difabel.

“Kalau dari yang saya lihat sih Alhamdulillah sangat terpenuhi sih Kak, mulai dari JBI-nya terpenuhi, terus juga aksesnya dan staff-nya juga langsung gercep melihat kita, oh ada perbedaan nih dari anak-anaknya gitu ya, terlihat oh tuli gitu, langsung diarahin ke sini. Bagus sih Kak dari semua pelayanannya saya lihat.” kata Chika kepada detikTravel.

“Harapannya semoga bisa, sama nih nyontoh ke museum nasional ya, semoga ada kayak gini lagi nih yang dikasih fasilitas tur, terus juga ada bahasa isyaratnya, JBI-nya gitu. Semoga sih semua museum bisa memberikan akses fasilitas seperti ini,” kata Chika.

Dengan berbagai upaya tersebut, MNI terus menunjukkan dedikasi dalam menciptakan ruang publik yang benar-benar inklusif.

(fem/fem)

Membagikan
Exit mobile version