Kamis, Maret 20


Jakarta

Mukjizat terjadi di Samudra Pasifik. Maximo Napa Castro (61), seorang nelayan asal Peru, berhasil diselamatkan setelah 95 hari terombang-ambing di lautan. Ia bertahan hidup dengan memakan apa pun yang bisa ditemukan, termasuk kecoak dan burun

Mengutip BBC, Kamis (20/3/2025), Maximo berangkat untuk mencari ikan pada 7 Desember 2024. Dia berencana melaut dalam tempo dua minggu, dimulai dari kota pesisir Marcona, di pesisir selatan Peru.

Sepuluh hari perjalanan, badai menghempaskan kapalnya keluar jalur. Dia kesulitan kembali ke jalur yang benar dan terombang-ambing. Seiring berjalannya waktu, persediaan makanannya semakin menipis.


Keluarganya khawatir dengan Maximo. Mereka melaporkan kepada yang berwenang, juga melakukan pencarian, tetapi patroli maritim Peru tidak dapat menemukannya.

Kabar gembira itu baru didapatkan berbulan-bulan kemudian. Pada Rabu (12/3), kapal patroli Ekuador, Don F, menemukan Maximo di jarak sejauh 1.094 km dari pantai. Saat ditemukan, kondisi Maximo sangat. buruk, dia mengalami dehidrasi parah dan kondisinya kritis.

Setelah bisa diajak berbincang-bincang, Maximo mengisahkan hari-harinya yang mengerikan itu. Saat dia seorang diri di atas perahu, tanpa makanan.

Dia mengisahkan pengalaman tidak terduga itu dalam sebuah pertemuan emosional dengan keluarganya di Paita, dekat perbatasan Ekuador. Maximo menceritakan bertahan hidup dengan menampung air hujan di perahunya dan memakan apa pun yang bisa ia temukan. Dia menceritakan bagaimana dia telah memakan kecoak dan burung sebelum beralih ke penyu.

Hingga kemudian badannya makin lemah. Dia sempat mengalami 15 hari tanpa makanan.

Tetapi, keinginan untuk hidup bertumbuh saat dia mengingat keluarganya, termasuk cucunya yang baru berusia dua bulan.

“Saya memikirkan ibu saya setiap hari. Saya bersyukur kepada Tuhan karena telah memberi saya kesempatan kedua,” kata dia.

Ibunya, Elena, mengatakan kepada media lokal bahwa, meskipun kerabatnya tetap optimistis selama putranya hilang, dia sempat kehilangan harapan.

Di Paita, Maximo menjalani pemeriksaan medis sebelum diterbangkan ke ibu kota Peru, Lima. Di sana, di Bandara Internasional Jorge Chavez, dia bertemu dengan putrinya, Inés Napa, dalam sebuah pertemuan emosional.

Bukan hanya keluarga yang menyambut kepulangan Maximo. Di kampung halamannya, San Andrés di wilayah Ica, para tetangga dan kerabatnya mengatakan bahwa mereka menghias jalanan untuk merayakannya. Keponakannya, Leyla Torres Napa, mengatakan bahwa keluarga berencana untuk merayakan ulang tahunnya, yang berlalu saat dia hilang di laut.

Tahun lalu, Mikhail Pichugin dari Rusia berhasil diselamatkan setelah terombang-ambing selama lebih dari dua bulan di atas perahu karet kecil di Laut Okhotsk, sebelah timur Rusia.

Demikian pula, José Salvador Alvarenga, seorang nelayan asal El Salvador, mengalami cobaan yang luar biasa selama 14 bulan terombang-ambing di Samudra Pasifik.

Berangkat dari pantai Meksiko pada akhir 2012, ia akhirnya ditemukan di Kepulauan Marshall pada awal tahun 2014. Ia juga bertahan hidup dengan mengandalkan air hujan dan penyu.

(msl/fem)

Membagikan
Exit mobile version