Jumat, Oktober 4


Jakarta

Mobil listrik bakal menjadi salah satu kendaraan yang meramaikan perjalanan mudik lebaran 2024. Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil listrik dari produsen ke distributor (wholesales) pada Januari 2024 melonjak sebesar 684% dibandingkan Januari 2023.

Nah, bagi Anda para pengguna mobil listrik yang juga ingin melakukan perjalanan mudik lebaran 2024, perlu melakukan beberapa tips yang dibagikan produsen ban, Hankook, berikut ini:

1. Merencanakan Perjalanan


Sebelum mudik, pengguna mobil listrik harus mengetahui kapasitas baterai, jarak tempuh yang mampu dicapai saat kondisi baterai penuh, serta waktu yang dibutuhkan untuk mengisi ulang baterai. Pengemudi juga harus mengkalkulasikan jarak perjalanan yang akan ditempuh.

Saat ini mobil listrik tersedia dalam varian standard range (100-300 km) dan long range (di atas 300-600 km), dengan kapasitas baterai di rentang 30-100 kWh. Langkah ini akan menyelamatkan pengendara dari range anxiety, yaitu kekhawatiran mobil tidak bisa mencapai jarak tertentu dengan sisa daya baterai yang tersimpan.

Saat berkendara jarak jauh seperti mudik, pengendara juga disarankan untuk mengisi ulang baterai hingga 80%, ketimbang penuh 100%. Hal ini untuk menjaga kesehatan baterai dalam jangka panjang. Ini juga akan lebih menghemat waktu, karena pengisian daya baterai 80%-100% relatif lebih lambat dibandingkan dengan 0%-80%.

2. Memetakan Lokasi SPKLU

Pemudik yang menggunakan mobil listrik, harus melakukan riset terlebih dahulu lokasi SPKLU pengisian baterai dengan jenis-jenis soket pengisi daya (port charging), seperti CHAdeMO, CCS, dan AC Charging. SPKLU umumnya terbagi menjadi empat kategori meliputi, slow charging (≥ 7 kW), medium charging (≥ 25 kW), fast charging (≥ 50 kW), dan ultrafast charging (≥100 kW).

Baru-baru ini, PT Jasa Marga (Persero) Tbk mengumumkan 25 stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di sepanjang Tol Trans Jawa untuk mendukung kelancaran mudik lebaran tahun ini. Anda juga bisa mengetahui keberadaan lokasi SPKLU melalui aplikasi PLN Mobile.

3. Perhatikan Gaya Berkendara

Perhatikan kecepatan dan gaya berkendara. Berbeda dengan mobil konvensional yang lebih boros energi saat melaju dengan kecepatan rendah di jalanan macet, mobil listrik justru lebih boros energi saat digunakan di kecepatan tinggi seperti di jalan tol. Sebab, mobil listrik mendapatkan torsi secara instan dengan semakin besarnya hambatan udara yang dihadapi kendaraan. Maka, hindari menyetir secara agresif dan jaga rata-rata kecepatan Anda secara stabil di rentang 60 hingga 80 km per jam. Selain untuk menghemat energi, juga senantiasa aman di jalan karena sesuai dengan anjuran rambu lalu lintas.

4. Pakai Ban Khusus

Gunakan ban khusus mobil listrik. Ban ini membantu performa mobil listrik secara optimal. Mobil listrik membutuhkan karakteristik ban khusus yang berbeda dengan ban mobil konvensional. Ban mobil listrik memiliki rolling resistance yang lebih baik ketimbang ban mobil konvensional. Selain itu, ban mobil listrik juga mampu bergulir lebih senyap dan didesain kuat untuk menahan beban mobil listrik yang cukup berat karena adanya baterai yang berukuran rata-rata 200-500 kg.

5. Periksa Tekanan Angin Ban

Hal ini perlu dilakukan sebelum berangkat untuk menjaga kinerja dan keamanan kendaraan. Tekanan angin ban mobil berbeda-beda bergantung jenis, dimensi mobil, dan bobot muatan. Pastikan untuk mengikuti rekomendasi tekanan angin yang diberikan oleh pabrikan. Pada umumnya tekanan angin ban yang direkomendasikan berkisar:

  • Mobil city car: (30-36) Psi
  • Mobil sedan: (30-33) Psi
  • Mobil MPV: (33-36) Psi
  • Mobil SUV: (35-40) Psi

Jika membawa muatan lebih, maka tekanan angin ban belakang dapat ditambahkan sedikit. Pengendara disarankan periksa ban dalam kondisi dingin untuk hasil yang akurat, mengingat perjalanan jauh dapat meningkatkan tekanan angin secara alami.

Simak Video “Prediksi Puncak Arus Mudik-Arus Balik Via Kereta Api di Lebaran 2024
[Gambas:Video 20detik]
(lua/rgr)

Membagikan
Exit mobile version