Rabu, Maret 19


Jakarta

Perjalanan jarak jauh menggunakan mobil listrik kini tak perlu khawatir lagi. Saya menantang diri saya sendiri untuk membawa mobil listrik Hyundai Ioniq 6 dari rumah di Bekasi sampai ke Semarang di musim mudik lebaran kemarin.

Bukan sekadar perjalanan panjang, saya menguji mobil listrik ini sejauh lebih dari 400 km tanpa mengisi ulang baterai di tengah perjalanan. Perjalanan panjang ini kami lakukan pada H+2 Idul Fitri dengan lalu lintas yang relatif lebih lancar dibanding saat puncak arus mudik sebelum lebaran.

Sebagai gambaran, Hyundai Ioniq 6 memiliki baterai Liquid cooled Lithium-ion berkapasitas 77,4 kWh. Mobil ini memanfaatkan penggerak semua roda atau all wheel drive (AWD). Sekali ngecas sampai penuh, Hyundai Ioniq 6 diklaim bisa menempuh jarak sejauh 519 km.


Hyundai Ioniq 6 juga memiliki kemampuan untuk mengecas cepat. Pengisian sampai 80 persen cuma butuh waktu 18 menit dengan pengisian arus DC 350 kW. Kalau dengan arus DC 50 kW yang cukup umum di Indonesia, pengisian daya baterai cuma butuh waktu 73 menit.

Berbekal modal itu, saya memberanikan diri membawa Hyundai Ioniq 6 dari Bekasi ke Semarang yang jarak tempuhnya menurut Google Maps sekitar 400 km lebih sedikit. Saat berangkat, mobil kami cas sampai penuh atau 100 persen. Bahkan saat mobil dinyalakan, daya jangkau yang tertera di layar MID bisa mencapai 600 km. Tapi itu kondisinya masih pagi di saat panas matahari dan gaya berkendara belum mempengaruhi daya jangkaunya. Sebagai gambaran, beban yang dibawa saat pengujian ini adalah satu koper ukuran medium dan beberapa tas barang, satu pengemudi, satu penumpang dewasa, dan satu penumpang balita.

Selama perjalanan ke Semarang, kami full lewat Tol Trans Jawa. Di Tol Trans Jawa, saya memanfaatkan fitur Smart Cruise Control yang ada di Hyundai Ioniq 6. Fitur itu membuat mobil mempertahankan kecepatan yang ditetapkan oleh pengendara sekaligus mengurangi kecepatan dan mengikuti kendaraan di depan dengan jarak yang aman.

Di perangkat GPS Navigasi kami, rata-rata kecepatan yang saya tempuh adalah 90 km/jam. Sesekali bejek gas sedikit untuk menyalip.

Sempat deg-degan ketika baterai menyentuh angka 20 persen dan ada notifikasi bahwa baterai tinggal sedikit yang meminta pengendara segera mencari SPKLU. Untungnya peringatan itu muncul menjelang Gerbang Tol Kalikangkung. Jadi, jarak ke Semarang sudah tinggal sedikit lagi.

Kebetulan, tujuan saya adalah ke Ungaran. Jadi sekalian keluar tol di Jatingaleh, langsung ketemu SPKLU di kantor PLN UID Jawa tengah & Yogyakarta. Sampai di SPKLU, baterai tersisa 13 persen dengan perkiraan sisa daya jangkaunya 57 km. Jarak yang sudah saya tempuh mencapai 417,5 km. Saya berkendara selama 4 jam lebih 36 menit dengan sekali istirahat di rest area.

Setelah kita cas sampai 100 persen lagi, daya yang terisi adalah 71,1 kWh. Jadi, berdasarkan perhitungan full to full, saya geber mobil ini sejauh 417,5 km energi listrik yang habis sebanyak 71,1 kwh. Biaya yang dikeluarkan hanya Rp 192.673. Konsumsi energi rata-rata yang tertera di MID adalah 6,3 km per kWh.

Macet-macetan Arus Balik Lebih Irit

Kembali ke rumah di Bekasi dilakukan pada saat puncak arus balik pada Minggu (14/4/2024) sampai Senin (15/4/2024) dini hari. Jadi, kemacetan panjang kami alami saat arus balik menggunakan Hyundai Ioniq 6.

Uniknya, saat macet-macetan mobil listrik ini justru lebih irit. Ternyata saat menghadapi kemacetan tidak banyak energi listrik yang akan terpakai dibandingkan saat mobil digeber hingga kecepatan tinggi. Selain itu, kondisi stop and go juga membuat sistem regenerative braking (pengembalian energi ke baterai saat pengereman) juga bekerja secara maksimal dibanding saat digeber di kecepatan tinggi.

Hal ini berbanding terbalik dengan kendaraan berbahan bakar fosil. Ketika macet-macetan, mobil dengan mesin bensin atau diesel mesinnya tetap bekerja. Sehingga, saat macet kondisi mesin idle dengan mesin tetap bekerja membuat konsumsi BBM lebih boros.

Perjalanan kembali ke rumah kami habiskan selama 10,5 jam dari Semarang sampai Bekasi karena terjebak macet. Itu pun dengan sekali istirahat di rest area. Total jarak yang kami tempuh adalah 400,4 km dengan baterai tersisa 23 persen dengan perkiraan daya jangkau tersisa 117 km. Sementara rata-rata konsumsi energinya lebih irit daripada saat berangkat dengan lalu lintas lancar, yaitu mencapai 7,4 km per kWh.

Simak Video “Hyundai Sumbangkan Ioniq 6 untuk Mobil KTT ke-43 ASEAN
[Gambas:Video 20detik]
(rgr/din)

Membagikan
Exit mobile version