Jumat, November 8


Jakarta

Mual saat terbang atau biasa disebut airplane belly adalah hal yang kerap dirasakan penumpang. Meski tidak serius tapi kondisi ini bisa merusak liburanmu.

Dilansir dari The Sun pada Jumat (8/11), seorang ahli gastroenterologi berpengalaman di NYU, Lisa Ganjhu, mengungkapkan alasan mengapa penumpang merasa kembung di pesawat.

“Alkohol, minuman berkarbonasi, makanan berlemak, semua hal itu memperlambat gerak lambung dan Anda serasa terperangkap di kursi,” kata dia.


Saat tubuh dipaksa untuk tetap duduk di kursi yang sempit, tubuh tidak akan banyak bergerak dan gas dalam perut menumpuk. Itulah yang membuat rasa tidak nyaman secara umum.

Ia menyarankan penumpang untuk tidak makan makanan berlemak, digoreng, bertepung, berkarbonasi, manis dan beralkohol sebelum penerbangan.

Salah satu minuman alami yang dapat membantu meredakan mual di pesawat adalah ginger ale. Namun pilihlah ginger ale yang tidak berkarbonasi, kalau tidak rasa mual akan jadi lebih parah.

Selain minuman hangat seperti ginger ale, Dr Danielle Qing, spesialis penyakit dalam di Mount Sinai, mengatakan penumpang tidak boleh berjalan di dalam pesawat atau berdiri jika merasa mual.

Penumpang justru harus tetap duduk, karena hal itu membantu menjaga pusat gravitasi tetap rendah.

“Tundukkan kepala dan tutup mata. Menurunkan pusat gravitasi sedikit dapat membantu mengurangi rasa pusing,” ujar dia.

Disarankan juga untuk menghindari menatap layar, cobalah untuk tertidur saja. Jika Anda sulit tidur, pilih buku audio atau podcast untuk menggantikan hiburan visual.

“Penumpang yang duduk di dekat jendela bisa mencoba untuk melihat cakrawala dan jangan bergerak,” katanya.

Udara kabin juga bisa sangat kering dan menyebabkan dehidrasi. Dalam kasus mual atau sakit perut, dehidrasi bahkan dapat memperburuk gejala Anda. Oleh karena itu minum banyak air penting meskipun Anda tidak sakit.

(bnl/fem)

Membagikan
Exit mobile version