Kamis, November 28


Jakarta

Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal MPR RI Siti Fauziah menyambut baik wacana dan gagasan untuk memakai busana kebaya, bagi pegawai wanita di pemerintahan baik kementerian atau lembaga. Hal itu tujuan melestarikan kebaya sebagai identitas bangsa Indonesia.

Wacana tersebut muncul dan menguat, saat acara peluncuran buku ‘Kebaya Keanggunan Yang Diwariskan’, karya Miranti Serad Ginanjar dan Emi Wiranto, di Ruang Pustakaloka, Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, beberapa waktu lalu. Pada momen itu, dua tokoh perempuan yang hadir yakni Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat dan anggota Wantimpres sekaligus Pembina Tim Nasional Kebaya Indonesia Putri Kus Wisnu Wardani, sempat menyinggung wacana penggunaan busana kebaya di lingkungan pemerintahan.

“Saya sendiri berada di lembaga MPR, di Sekretariat Jenderal MPR RI tentu sangat menyambut baik dan saya sampaikan bagaimana jika di MPR, setiap sebulan sekali menggunakan busana kebaya. Saya melihat ini sangat penting, karena tujuannya jelas untuk melestarikan, mencintai dan membudayakan kebaya itu sendiri,” jelas kata Siti dalam keterangan, Rabu (28/11/2024).


Lagipula, dia mengatakan, busana kebaya di era kekinian tidak terlalu mengikat dan kaku. Bahannya sangat fleksibel tidak harus kain, tapi bisa juga dengan bahan lain. Intinya, desain kebaya sudah mengikuti perkembangan di era modernisasi ini, tanpa meninggalkan pakem-pakem estetik dan marwah budayanya.

“Jadi memang sudah saatnya, kita sebagai anak bangsa melestarikan kebaya seperti kita melestarikan batik, sebagai kekayaan bangsa yang harus terus dijaga dan dipelihara . Lagipula, tujuan memakai kebaya ini memiliki dampak jangka panjang. Yakni, selain menambah kecintaan kita kepada kebaya, juga akan memajukan UMKM yang banyak bergerak dalam produksi kebaya ini mulai dari kainnya hingga hasil jadinya,” tuturnya.

Untuk teknis pelaksanaan penggunaan kebaya di lingkungan MPR RI, Siti Fauziah mengungkapkan akan dilaksanakan secepatnya dengan melihat terlebih dahulu aturan-aturan yang ada di kelembagaan juga akan membicarakan dan meminta izin dengan para Pimpinan MPR.

“Intinya MPR, sangat mendukung berbagai upaya dan kegiatan dalam rangka pelestarian kebaya ini, seperti peringatan Hari Kebaya Nasional yang jatuh setiap tanggal 24 Juli dan gerakan Selasa Berkebaya yang sudah dilakukan beberapa waktu lalu,” tutupnya.

Sebagai informasi, acara peluncuran buku ‘Kebaya Keanggunan Yang Diwariskan’ berlangsung khidmat dan meriah. Selain diramaikan dengan pagelaran seni tari dan talk show, ada juga pagelaran fashion show busana kebaya dengan desain-desain yang sangat menarik.

Simak juga Video: Kebaya dan Reog Ponorogo Diusulkan Jadi Warisan Budaya Dunia ke UNESCO

[Gambas:Video 20detik]

(anl/ega)

Membagikan
Exit mobile version