Sabtu, September 14


Jakarta

Injourney Tourism Development Corporation (ITDC) dan Mandalika Grand Prix Association (MGPA) menunggu bantuan pemerintah pusat untuk membayar hosting fee MotoGP Mandalika sebesar Rp 231 miliar. Sebab, nominal itu terlalu besar jika hanya ditanggung pemerintah provinsi, kota dan kabupaten.

Sebagai pengingat, hosting fee MotoGP Mandalika 2022 ditanggung pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Kemudian, pada MotoGP Mandalika 2023, Kemenparekraf menyumbang hosting fee sebesar Rp 78,8 miliar dalam bentuk belanja iklan Wonderful Indonesia.

Namun, sebulan menjelang MotoGP Mandalika 2024, Kemenparekraf dan pemerintah pusat lain belum memberikan dana bantuan. Padahal, itu yang saat ini sedang ditunggu-tunggu penyelenggara.


“Kita berharap ada dukungan pemerintah pusat, misalnya dukungan Kemenparekraf dengan Wonderful Indonesia-nya. Kalau ditanya bagaimana dukungan Kemenparekraf, sampai sekarang belum ada titik terang,” ujar Chairman MotoGP Mandalika, Troy Reza Warokka kepada detikOto, Jumat (30/8).

“Ini kerja bersama, bukan ITDC dan MGPA semata. Nggak mampu kita kalau ngurusin pembayaran hosting fee Rp 200 miliar lebih, karena kita korporasi, BUMN yang di satu pihak harus memberikan kinerja positif secara perusahaan,” tambahnya.

Hosting fee MotoGP Mandalika. Foto: ANTARA FOTO/AHMAD SUBAIDI

Troy menegaskan, bagaimana pun juga, MotoGP Mandalika 2024 tetap harus digelar. Sebab, menurutnya, kejuaraan tersebut membawa banyak dampak baik untuk Indonesia, terutama kawasan Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Karena begitu MotoGP dilaksanakan di NTB, perputaran ekonominya meningkat dari berbagai aspek, seperti pariwisata, bisnis dan yang lain. Itu langsung melonjak. Jadi kalau itu berjalan, ongkos promosinya lebih efektif ketimbang roadshow ke mana-mana,” tuturnya.

Di kesempatan yang sama, Troy mengaku akan berusaha membayar hosting fee sebelum MotoGP Mandalika 2024 dimulai. Namun, jika upayanya tak menemukan titik terang, maka ITDC dan MGPA akan meminta Dorna untuk menunda pembayaran hosting fee hingga setelah perlombaan.

“Kalau tidak terbayar, kita upayakan sesudah race. Ini ada jaminan-jaminan. Apa jaminannya? Kita belum tau. Paling tidak nama saya sebagai chairman dipertaruhkan, bahwa ada kepercayaan yang harus dijaga. Ini perlu kerja bersama, bukan cuma ITDC dan MGPA saja,” kata dia.

(sfn/dry)

Membagikan
Exit mobile version