Sabtu, Januari 11


Bandung

Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Moeldoko mengatakan insentif mobil hybrid bakal mengganggu pertumbuhan mobil listrik. Seperti apa tanggapan GWM (Great Wall Motor) selaku merek yang menjual mobil hybrid di Indonesia?

Moeldoko menanggapi pertanyaan wartawan ketika ditanya terkait upaya pemberian insentif buat mobil hybrid yang sedang dinanti banyak produsen. Sebelumnya insentif dari pemerintah itu hanya berlaku buat mobil listrik full baterai (BEV) yang sudah diproduksi secara lokal.

“Tidak bisa dengan mudah berikan izin (insentif ke mobil hybrid) nanti untuk mobil listriknya enggak akan bertumbuh dengan baik,” kata Moeldoko di hari penutupan Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Sabtu (4/5), seperti dikutip dari Antara.


Marketing Director PT Inchcape Indomobil Energi Baru (IIEB) Hari Arifianto, selaku agen pemegang merek GWM di Tanah Air menjelaskan, pihak GWM tidak bisa menanggapi langsung pernyataan Moeldoko. Tapi pada dasarnya, GWM akan selalu mendukung dan menyukseskan program pemerintah terkait kendaraan ramah lingkungan.

“Kalau dari GWM kita tidak bisa memberikan pendapat terhadap pendapat dari Pak Moeldoko, maupun dari pejabat negara lainnya. Pada dasarnya kita ikut mensukseskan apa yang diprogramkan oleh pemerintah, saya yakin ini jadi pilihan yang terbaik, karena setiap policy yang diberikan akan memberikan implikasi terhadap penerimaan produk di lapangan kan. Kayak dulu ada program LCGC, terus kemudian ada program elektrik,” kata Hari kepada wartawan di Bandung (7/5/2024).

“Dalam setiap keputusan atau policy yang ditetapkan tentunya harus di-follow up sama para pemain industrinya. Kayak misalnya elektrik, ya kita siapkan buat misalnya gimana sih caranya manfaatin insentif di electric vehicle misalnya, gimana sih mencapai (TKDN) 40% misalnya, oh tentunya dengan baterainya yang di-supply dari lokal nah ini banyak konsekuensinya, jadi mungkin kita melihatlah perkembangannya seperti apa,” sambung Hari.

Haval H6 HEV, mobil hybrid GWM yang dijual di Indonesia Foto: Luthfi Anshori/detikOto

Pemerintah Godok Insentif Mobil Hybrid

Sebelumnya Presiden Jokowi (Joko Widodo) menyampaikan perkembangan baru mengenai insentif mobil hybrid di Indonesia. Kata Jokowi, sejumlah kementerian terkait sedang menjalin komunikasi untuk mematangkan kebijakan tersebut.

“(Insentif mobil hybrid) masih dibicarakan dengan Menteri Ekonomi dan Menteri Perindustrian,” ujar Jokowi saat ditanya mengenai perkembangan insentif mobil hybrid di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (5/5/2024).

Sebelumnya Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan pemerintah tengah menggodok aturan terkait insentif mobil hybrid. Dia menjelaskan insentif tersebut berupa pajak pertambahan nilai (PPN) ditanggung pemerintah (DTP).

Besaran PPN DTP untuk mobil hybrid rencananya akan sama dengan besaran insentif yang diberikan untuk mobil listrik. Sayangnya, Airlangga belum bisa memberikan kepastian mengenai kapan aturan tersebut diterbitkan.

“Hitung-hitungan ada tapi kita musti rapatin dulu,” kata Airlangga Hartarto di Jakarta belum lama ini.

Saat ini, PKB dan BBNKB mobil hybrid sama seperti mobil bermesin pembakaran internal, yakni 12,5% dan 1,75%, sehingga totalnya mencapai 14,25%. Sedangkan tarif PPnBM mencapai 6%, sesuai PP 74 tahun 2021.

Sementara mobil listrik berbasis baterai diganjar PPnBM, PKB, dan BBNKB 0%. Selain itu, kendaraan tersebut mendapatkan diskon pajak pertambahan nilai (PPN) 10% menjadi 1 persen dari yang semula 11%.

Simak Video “Demokrat soal AHY-Moeldoko Salaman: Formalitas, Tanpa Makna
[Gambas:Video 20detik]
(lua/din)

Membagikan
Exit mobile version