Sabtu, Oktober 5


Jakarta

Mobil listrik buatan China kena tarif impor tinggi di Eropa. Besaran tarif impor itu berkisar antara 17,4 persen sampai 37,6 persen.

Uni Eropa menaikkan tarif terhadap mobil listrik China. Hal ini dilakukan untuk melindungi industri di Benua Biru tersebut. Tarif akan berbeda untuk masing-masing produsen berkisar di rentang 17,4 persen hingga yang tertinggi 37,6 persen. Sebelumnya bea masuk untuk mobil listrik buatan China di Eropa hanya dikenakan tarif 10 persen.

Diberitakan BBC, peningkatan tarif ini berarti akan membuat harga mobil listrik yang diimpor dari China naik. Dengan begitu, mobil listrik asal China tak lagi terjangkau untuk warga di Benua Biru. Di lain sisi, peningkatan tarif impor juga menjadi pukulan telak buat China yang saat ini sudah terlibat perang dagang dengan AS.


Uni Eropa merupakan pasar luar negeri terbesar untuk mobil listrik buatan China. Penyematan teknologi tinggi pada mobil-mobil listrik buatan China menjadi pemikat bagi warga Eropa.

Pejabat Uni Eropa menyebut peningkatan tarif impor terhadap mobil listrik buatan China ini didorong oleh penerapan subsidi yang tidak adil dari pemerintah di Negeri Tirai Bambu. Hal ini memungkinkan mobil listrik buatan China dijual dengan harga lebih murah ketimbang mobil produksi Eropa.

China membantah tudingan yang menyebut Beijing kelebihan produksi hingga membanjiri negara barat karena tarif impor murah. Namun, pemberlakuan tarif impor untuk mobil listrik buatan China tidak langsung berdampak pada merek China. Beberapa produsen yang memproduksi mobil di China dan mengimpor ke Eropa disebut-sebut terkena dampaknya.

Adapun tarif dihitung berdasarkan estimasi banyaknya bantuan dari negara yang diterima setiap perusahaan. Sementara perusahaan yang bekerja sama dengan penyelidikan akan dikenakan pemotongan bea masuk.

Berdasarkan kriteria tersebut, Komisi Eropa telah menetapkan bea masuk individual untuk tiga merek mobil listrik China, SAIC, BYD, dan Geely. SAIC terkena tarif sebesar 37,6 persen. SAIC merupakan mitra dari Volkswagen dan General Motors. SAIC juga memiliki saham atas MG yang diketahui mobil listrik terlaris di Eropa MG4 EV.

Berbeda dengan SAIC, tarif impor yang dibebankan ke BYD justru berbeda. BYD dikenakan tarif 17,4 persen untuk kendaraan yang diimpor dari China. Sementara Geely, yang memiliki merek Swedia Volvo, akan dikenakan tarif tambahan 19,9 persen.

Produsen lain yang memiliki pabrik di China dan mengimpor mobil listriknya ke Eropa juga harus membayar lebih akibat penerapan tarif terbaru itu. Mereka yang dianggap bekerja sama dalam penyelidikan akan dikenakan tarif impor 20,8 persen. Namun bila perusahaan tidak kooperatif, tarif yang dibebankan 37,6 persen.

Tesla salah satu yang bakal terimbas. Meski belum ditentukan besaran tarifnya, namun Tesla sudah memberi pengumuman bahwa harga Model 3 buatan Shanghai akan naik karena tarif baru.

(dry/rgr)

Membagikan
Exit mobile version