Selasa, Maret 25


Jakarta

Viral aksi Bupati Jeneponto Paris Yasir yang mengamuk usai pelantikan. Dia terlihat keluar dari mobil dinas SUV berpelat merah DD 1 G.

Dari video yang beredar, Paris terlihat keluar dari jendela mobil hingga mengacungkan dua jari kepada seseorang.

“Menang nomor dua, menang nomor dua. Apa kau? Woi!” teriaknya lantang.


Sejurus kemudian dia turun dari mobil dan diduga langsung mendekati orang tersebut.

Aksi itu sontak menarik perhatian warga yang langsung mencoba menenangkan situasi. Beruntung, ketegangan berhasil diredam sebelum berujung kericuhan.

Dikutip dari detikSulsel, peristiwa terjadi tepatnya di Dusun Bonto Gaddong, Desa Banrimanurung, Kecamatan Bangkala, Jeneponto, Jumat (21/3) sekitar pukul 14.00 Wita.

Dalam video yang beredar, Paris turun dari mobil di tengah jalan dan terlibat ketegangan dengan seseorang di kerumunan.

Terlihat mobil yang digunakan Paris merupakan Toyota Harrier, salah satu mobil dinas yang dimiliki oleh Jeneponto.
Ini merupakan SUV menengah yang diproduksi oleh Toyota Motor Corporation.

Soal isi garasinya, Yaris Pasir tercatat tidak mendaftarkan kendaraan bermotor. Dia melaporkan hartanya sebesar Rp 150 juta.

Penyebab Bupati turun

Kapolsek Bangkala AKP Saifullah Syam menjelaskan kejadian bermula saat rombongan Paris Yasir yang melakukan arak-arakan melintas hingga seorang warga diduga terganggu karena suara bising kendaraan.

“Pada saat terjadi iring-iringan penjemputan Bupati dari batas kabupaten Jeneponto-Takalar, sesampainya di lokasi atau di TKP ada salah satu warga yang merasa tersinggung, mungkin disebabkan oleh kebisingan dari suara kendaraan yang ada dalam arak-arakan itu,” kata Saifullah kepada detikSulsel, Jumat (21/3/2025).

Warga tersebut kemudian spontan melakukan pelemparan hingga akhirnya mengenai salah satu kendaraan dalam rombongan. Walhasil, iring-iringan bupati pun berhenti dan berujung cekcok.

“Yang bersangkutan spontanitas melakukan pelemparan dan mengenai salah satu kendaraan dari arak-arakan itu sehingga rangkaian arak-arakan berhenti dan terjadilah ini,” ungkapnya.

Saifullah mengatakan saat itu Paris Yasir turun dari mobil untuk meredam amarah simpatisannya agar tidak terprovokasi, bukan untuk ikut dalam keributan. Dia mengatakan kejadiannya berlangsung cepat dan terjadi secara spontan.

“Dia (Bupati) itu turun dari kendaraan untuk mengendalikan massa simpatisan. Untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan,” ucapnya.

Di sisi lain, Saifullah mengatakan kepolisian sebenarnya telah melakukan pengamanan lalu lintas di sekitar lokasi, termasuk mengawal pergerakan arak-arakan. Namun, karena rangkaian kendaraan cukup panjang, personel yang berada di bagian belakang tidak dapat memonitor insiden tersebut secara langsung.

“Dalam kegiatan itu kami sudah plotting personel, tapi di lokasi tempat kejadian itu tidak ter-plot karena bukan bagian daerah rawan kemacetan. Jadi, yang kami plot itu di titik atau spot yang menjadi terjadi kemacetan. Makanya tidak ada personel yang ada di situ. Personel yang ikut dalam iring-iringan, ya, termasuk saya di mobil dinas. Tapi, posisinya ada di belakang sekali, di ekornya arak-arakan,” tuturnya.

(riar/lua)

Membagikan
Exit mobile version