Rabu, Maret 12


Jakarta

Terdapat beberapa mitos mengenai makanan, salah satunya larangan membalikkan roti baguette Prancis di atas meja. Lantas, apakah mitos ini benar? ini faktanya!

Masih ada sejumlah mitos terkait makanan yang dipercaya banyak orang. Biasanya, mitos itu lahir dari kepercayaan atau tradisi kuno yang sebenarnya belum tentu benar.

Misalnya, ada takhayul Prancis kuno yang mengatakan bahwa meletakkan sepotong roti, terutama roti baguette secara terbalik di atas meja tidak boleh dilakukan. Jika iya, hal itu akan menimbulkan kesialan.


Seperti kebanyakan mitos, mitos ini juga dilatarbelakangi oleh sejarah yang cukup seram sehingga semua terdengar dapat dipercaya. Padahal, belum ada cukup detail atau hal yang membuktikannya.

Melansir foodandwine.com (25/03), The Connexion menjelaskan larangan membalik roti baguette ini awalnya dimulai dengan sebuah kisah yang berasal dari abad pertengahan, ketika para algojo memiliki jadwal cukup sibuk.

Ada larangan roti baguette tidak boleh diletakkan terbalik. Foto: Getty Images/LOVE_LIFE

Para algojo itu jarang punya waktu untuk pergi ke toko roti di pagi hari. Oleh karena itu, baker atau pembuat roti menyisakan satu roti khusus untuk mereka. Meletakannnya terbalik dengan sisi yang gembung menghadap ke bawah sehingga algojo tahu roti mana yang diperuntukkan untuk mereka.

Hal ini juga membuat pelanggan lain menjadi tahu roti mana yang bisa mereka beli atau makan, dan mana yang perlu dihindari.

Latar belakang seperti ini membuat banyak orang percaya mitos terkait larangan meletakkan baguette dalam keadaan terbalik. Jika melakukan hal ini, berarti seseorang mendapat kutukan kelaparan yang mungkin akan menimpa dirinya atau orang yang memakannya.

Namun, ada yang menyebut jika kutukan ini bisa dihilangkan. Menurut Flavours of Paris, kamu bisa menghilangkan kutukan tersebut dengan menggambar salib menggunakan pisau di sisi datar baguette sebelum memakannya.

Meskipun hanya mitos, tetapi kepercayaan terhadap mitos roti itu masih lazim saat ini. Foto: Getty Images/LOVE_LIFE

Meskipun tradisi ini sekarang tampak hanya berlaku untuk baguette, The Connexion mencata tradisi ini pasti mencakup semua jenis roti ketika kepercayaan itu muncul. Mengingat baguette baru ditemukan pertengahan tahun 1800-an, jauh setelah abad pertengahan.

Terlepas dari mitos atau tidak, kepercayaan ini masih lazim.

Menurut Lisa Rankin, pendiri Flavours of Paris, “Konon ceritanya dimulai pada abad pertengahan, tetapi baguette baru muncul kira-kira taun 1830 dan 1900. Kalau dihitung-hitung, jumlahnya tidak bertambah, tapi ceritanya tetap saja sebuah cerita yang bagus.”

Simak Video “Mengulik Menu Lebaran Kesukaan Anies Baswedan
[Gambas:Video 20detik]
(aqr/adr)

Membagikan
Exit mobile version