Sabtu, November 30

Jakarta

Indian Ocean Gravity Hole atau Lubang Gravitasi Samudra Hindia adalah lokasi lekukan terdalam di medan gravitasi Bumi. Anomali ini menjadi petunjuk menjelajahi masa lalu Bumi zaman purba.

Lubang Gravitasi Samudra Hindia adalah wilayah samudra melingkar dengan tarikan gravitasi yang sangat lemah. Permukaan laut di sana 106 meter lebih rendah dibandingkan tempat lain di Bumi. Ditemukan pada 1948, asal-usul lubang gravitasi raksasa atau secara teknis disebut sebagai geoid rendah ini, tetap menjadi misteri hingga saat ini.

Lubang itu membentang seluas 3,1 juta kilometer persegi dan terletak 1.200 km di barat daya India. Berbagai teori telah mencoba menjelaskan keberadaannya sejak ahli geofisika pertama kali mendeteksi jejaknya. Namun jawabannya baru muncul pada 2023 melalui sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Geophysical Research Letters, seperti dilansir Jumat (29/11/2024).


Matinya Samudra Tethys

Para peneliti menggunakan 19 model komputer untuk mensimulasikan gerakan mantel Bumi dan lempeng tektonik selama 140 juta tahun terakhir, lalu mengungkap skenario yang memunculkan geoid rendah yang mirip dengan yang ada di dunia nyata.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa lubang gravitasi Samudra Hindia terbentuk setelah matinya samudra purba bernama Tethys, yang berada di antara superbenua Laurasia dan Gondwana.

Tethys terletak di bongkahan kerak Bumi yang bergeser di bawah lempeng Eurasia selama pecahnya Gondwana 180 juta tahun yang lalu. Saat ini terjadi, pecahan kerak yang hancur tenggelam jauh ke dalam mantel.

Sekitar 20 juta tahun yang lalu, saat fragmen-fragmen ini mendarat di wilayah paling bawah mantel, mereka memindahkan material berdensitas tinggi yang berasal dari ‘gumpalan Afrika’, gelembung padat magma yang mengkristal, 100 kali lebih tinggi dari Gunung Everest, yang terperangkap jauh di bawah Afrika.

Gumpalan magma berdensitas rendah naik untuk menggantikan material padat, mengurangi massa keseluruhan wilayah tersebut dan melemahkan gravitasinya.

Para ilmuwan belum mengonfirmasi prediksi model ini dengan data gempa bumi, yang dapat membantu memverifikasi keberadaan gumpalan berdensitas rendah di bawah lubang tersebut. Sementara itu, para peneliti semakin menyadari bahwa magma Bumi penuh dengan gumpalan aneh, termasuk beberapa yang dianggap hilang dan muncul di tempat yang tak terduga.

Bukan hanya Bumi, eksplorasi di Mars juga telah mengungkap gumpalan berbagai bentuk dan ukuran yang bersembunyi di bawah permukaan planet.

(rns/fay)

Membagikan
Exit mobile version