Kamis, Juli 4


Jakarta

Kabar tak menyenangkan datang dari Korea Selatan. Sebab, destinasi favorit pendaki sekaligus gunung tertinggi di sana telah rusak oleh mie instan.

Gunung tertinggi di Korea Selatan yakni Halla tengah menghadapi masalah kerusakan lingkungan. Yang mengejutkan, kerusakan itu disebabkan karena mie instan.

Melansir CNN Internasional, Kantor Taman Nasional Gunung Halla telah melakukan kampanye untuk mendorong para pendaki agar tidak membuang kuah mie atau ramyun ke gunung atau sungai untuk menjaga lingkungan tetap bersih.


“Kuah mie instan mengandung banyak garam, jadi membuangnya di sepanjang aliran air lembah membuat serangga air tidak mungkin hidup di air karena terkontaminasi,” tulis Kantor Taman Nasional dalam postingan Facebook.

Polisi Jeju dilaporkan telah mengambil tindakan keras pada 25 Juni lalu. Ini menyusul keluhan berulang kali dari penduduk setempat mengenai perilaku wisatawan di pulau tersebut.

Pengunjung akan didenda jika membuang sampah sembarangan, buang air kecil di are publik, dan merokok di kawasan terlarang.

Puncak Gunung Halla saat musim panas (Foto: Getty Images/iStockphoto/hoyaphoto)

Gunung Halla memiliki tinggi 1.947 MDPL, menjadikannya gunung tertinggi di Korea Selatan dan menjadi lokasi tujuan berlibur di Pulau Jeju.

Membawa ramyun atau mie instan dalam cup merupakan tren bagi para pendaki di Korea Selatan. Saat ini sudah terlihat, spanduk-spanduk yang dipasang di sekeliling gunung yang mengimbau para pendaki untuk melestarikan kebersihan Gunung Halla.

Para pendaki juga diimbau untuk hanya menggunakan setengah dari sup instan dan air. Sementara itu, merokok, meninggalkan makanan, sampah, masuk tanpa izin, dan minum juga dilarang di lokasi tersebut.

Bagi yang melanggar peraturan dapat menghadapi hukuman hingga 2 juta won atau sekitar Rp 22 juta. Bagi mereka yang menyeberang jalan sembarangan akan diberi denda 20.000 won (Rp 237 ribu), dan untuk menyeberang saat lampu merah dikenakan denda hingga 60.000 won (Rp 712 ribu).

Gunung Halla adalah bagian dari situs warisan Pulau Vulkanik Jeju dan Tabung Lava yang terdaftar di UNESCO. Tahun lalu, 923.680 orang mengunjungi gunung tersebut, menurut statistik pemerintah.

(msl/msl)

Membagikan
Exit mobile version