Sabtu, Oktober 26

Jakarta

Microsoft mengembangkan Copilot baru yang bisa dikustomisasi penggunaannya oleh perusahaan sesuai kebutuhan, dan bisa difungsikan layaknya karyawan (namun dalam bentuk virtual).

Nama software ini adalah Copilot Studio, dan bisa dipakai perusahaan untuk mengembangkan asisten AI custom. Asisten ini, Microsoft menyebutnya sebagai ‘agents’, bisa mengerjakan berbagai fungsi administratif yang biasanya dilakukan oleh karyawan.

Konsep ‘karyawan virtual’ ini sebenarnya adalah salah satu ketakutan utama terhadap AI, yang ditakutkan nantinya bakal menggantikan tugas manusia. Namun Microsoft meyakinkan bahwa ‘agents’ ini murni dipakai untuk mengotomatisasi tugas rutin yang membosankan, sehingga karyawan bisa fokus mengerjakan tugas lainnya.


Sebagai contoh, Copilot Studio bisa dipakai membuat chatbot untuk menjawab pertanyaan yang jawabannya sudah ada di situs atau data internal perusahaan. Atau bisa juga dipakai untuk mendata pertanyaan dari pegawai ke tim IT.

Agents ini juga bisa menjawab email yang masuk ke perusahaan, dan memberikan balasan sesuai konteks pertanyaan, informasi pengirim email, atau pemahaman terhadap standar prosedur operasi.

Copilot Studio menggunakan antarmuka dengan penggunaan coding yang minimal. Sehingga perusahaan bisa membangun asisten digital ini dengan pemahaman penulisan kode yang minim, dan menggunakan tampilan antarmuka berbasis grafis. Bahkan Microsoft juga menawarkan ‘agents’ yang sudah hampir jadi.

Ada beberapa perusahaan yang sudah menjajal ‘agents’ Copilot ini. Salah satunya adalah Thomson Reuters, yang menurut Microsoft bisa menghemat waktu sampai setengahnya untuk tugas-tugas uji kelayakan hukum. Sementara itu McKinsey & Company disebut bisa mengurangi kebutuhan waktu onboarding hingga 90% dan beberapa tugas administratif hingga 30%.

(asj/fay)

Membagikan
Exit mobile version