
Jakarta –
Microsoft membatalkan sejumlah proyek data center dengan total kapasitas 2 gigawatt di Amerika Serikat dan Eropa selama enam bulan ke belakang.
Menurut analis TD Cowen, alasannya adalah perkiraan pasokan yang terlalu tinggi dibanding perkiraan permintaan. Sementara itu menurut analis Michael Elias, Microsoft juga baru-baru ini memutuskan untuk tak mendukung pelatihan tambahan dari OpenAI untuk AI.
Pengeluaran untuk data center yang terlalu tinggi ini juga dilihat secara skeptis oleh banyak investor. Utamanya setelah kemunculan DeepSeek, yang menawarkan AI dengan kebutuhan komputasi yang jauh lebih rendah ketimbang GPT dari OpenAI.
Langkah Microsoft membatalkan proyek data center ini membuat Alphabet mengisi kekosongan tersebut untuk pasar internasional, serta Meta untuk pasar Amerika Serikat, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Jumat (28/3/2025).
Microsoft sendiri dalam penyataannya menyebutkan kalau mereka mengatur strategi infrastrukturnya di sejumlah sektor, namun akan terus bertumbuh kuat di semua kawasan.
Mereka pun memastikan rencana untuk menginvestasikan USD 80 miliar pada tahun fiskal ini akan terus dilanjutkan.
Pada Februari lalu analis TD Cowen pernah menyebut Microsoft membatalkan kontrak dari setidaknya dua operator data center untuk data center berkapasitas total ratusan megawatt.
Namun startup AI cloud CoreWeave, yang menyediakan akses ke data ceter, mengaku tak melihat adanya pembatalan kontrak terhadap data center setelah munculnya laporan tersebut. Microsoft adalah konsumen terbesar CoreWeave.
Sebelumnya eksekutif Meta dan Microsoft membela pengeluaran mereka yang sangat besar di sektor AI setelah munculnya DeepSeek. Baik Meta maupun Microsoft menyebutkan pentingnya untuk tetap kompetitif di sektor baru yang tengah tumbuh ini.
(asj/asj)