Jumat, Oktober 25

Jakarta

Presiden Prabowo Subianto telah resmi melantik Meutya Hafid sebagai Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi). Penunjukan politikus Partai Golkar itu pun mendapat respon dari operator seluler.

Berbeda dengan sebelumnya, Prabowo mengubah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menjadi Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk menjawab tantangan perkembangan zaman.

Director & Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Muhammad Danny Buldansyah, mengapresiasi perubahan Kominfo menjadi Komdigi dan penunjukkan Meutya Hafid sebagai Menkominfo selanjutnya. Dan, Danny berharap pemerintahan saat ini memperhatikan terkait tingginya beban biaya regulasi atau regulatory charges operator seluler.


“Industri telekomunikasi ini mendapatkan tekanan yang luar biasa. Tekanan dari OTT (over the top) yang banyak tergerus oleh OTT tersebut, di mana sharing revenue buat mereka banyak sekali sedangkan ke kitanya kecil. Tekanan teknologi, walaupun kami melihatnya masih compliment kayak Starlink dan lain-lain,” ujar Danny di Jakarta, Selasa (22/10/2024).

“Kemudian, masalah klasik dari zaman dulu yang belum selesai-selesai itu regulatory charge yang sangat-sangat tinggi. Belum juga soal 5G tapi (ketersediaan) spektrum belum ada, kalau pun ada nanti berapa charge-nya buat spektrum, ini kan pressure sekali,” tuturnya.

Khusus untuk regulatory charge, Danny menyebutkan saat ini beban regulasi sekitar 12-13% dan itu terlampau berat bagi operator seluler sehingga perlu diselesaikan oleh seluruh pemangku kepentingan di industri.

“Kami ingin bagaimana menyehatkan industri telekomunikasi itu sendiri, ini yang paling penting. Regulatory charge sudah jelas harus semakin turun karena itu tren yang terjadi di dunia, pemerintah tidak berharap lagi uang langsung dari operator tapi lebih dari dampak hadirnya telekomunikasi yang jauh lebih andal dan jangkauannya lebih banyak. Ini yang harus diberesin,” ungkap Danny.

Ia pun menilai biaya regulasi operator seluler yang ideal itu di bawah 10% agar industri sehat sehingga investasi lebih banyak lagi, yang mana masyarakat akan menerima manfaat tersebut.

“Sekarang ini kan rata-rata di atas 12%. Nanti jika ada spektrum 5G lagi itu bisa tambah gede lagi. Kita berharap ini bisa semakin turun rata-rata,” kata Danny.

Adapun saat ini, operator seluler belum ada agenda untuk membahas persoalan tersebut dengan Menkomdigi Meutya Hafid.

“Tentunya, kami menunggu jadwalnya beliau untuk kita audiensi. Untuk memperkenalkan diri, juga audiensi terhadap apa yang akan dilakukan dan apa yang sudah dicapai oleh Indosat,” pungkasnya.

(agt/fyk)

Membagikan
Exit mobile version