Jakarta –
Museum Mesir Agung membuka 12 aula yang menampilkan koleksi arkeologi Mesir kuno. Diklaim sebagai museum arkeologi terbesar di dunia.
Melansir CNN, Senin (11/11/2024) Grand Egyptian Museum yang terletak dekat Piramida Giza, itu dibuka sebagai tahap uji coba sebagai persiapan pembukaan secara resmi yang waktunya belum dipastikan. Museum Mesir Agung membuka 12 aula pada tahap ini.
Museum itu merupakan proyek akbar yang telah menghabiskan lebih dari USD 1 miliar. Asisten Menteri Purbakala Mesir Al-Tayeb Abbas mengatakan aula tersebut dibuka untuk 4.000 pengunjung setiap hari, mulai Rabu lalu.
Beberapa bagian museum telah dibuka sejak 2022 dengan tur terbatas. Museum itu menyuguhkan lebih dari 100.000 artefak bersejarah Mesir kuno, seperti yang tercatat di situs resmi pemerintah Mesir.
Abbas menjelaskan saat ini, pengelola museum sedang mengidentifikasi potensi masalah operasional untuk menyiapkan mitigasi. Di antaranya, potensi kepadatan pengunjung di bagian tertentu dari museum.
Pameran yang dipamerkan di 12 aula tersebut berfokus pada tema-tema yang berkaitan dengan masyarakat, agama, dan kepercayaan di Mesir kuno. Setiap aula yang didesain dengan gaya terbuka, dikelompokkan berdasarkan dinasti dan urutan sejarah, serta menampilkan ribuan artefak.
Beberapa periode sejarah yang akan dipamerkan di galeri utama museum mencakup Periode Menengah Ketiga (sekitar 1070-664 SM), Periode Akhir (664-332 SM), Periode Yunani-Romawi (332 SM-395 M), Kerajaan Baru (1550-1070 SM), Kerajaan Tengah (2030-1650 SM), dan Kerajaan Lama (2649-2130 SM).
Salah satu aula di sana juga menampilkan patung-patung dari ‘Elite of the King’ yang meliputi anggota keluarga kerajaan dan pejabat tinggi yang berperan di bidang militer, keagamaan, dan pemerintahan.
Sejak akhir tahun 2022, museum tersebut telah mengizinkan tur terbatas di beberapa bagian untuk menguji pengalaman pengunjung dan kesiapan operasionalnya. Seorang turis dari Kanada, Aude Porcedde, mengungkapkan kekagumannya terhadap tempat tersebut dan menambahkan bahwa peradaban Mesir sangat penting baginya, dan dunia perlu mengetahui lebih banyak tentangnya.
Kemudian, turis lainnya asal Kosta Rika bernama Jorge Licano menyatakan bahwa museum ini memberikan wawasan yang luar biasa tentang sejarah Mesir kuno.
“Ada begitu banyak sejarah yang belum kami ketahui, terutama karena kami datang dari belahan dunia yang berbeda. Melihat semua ini dan belajar dari penduduk setempat adalah pengalaman yang luar biasa,” ujar Licano.
Museum tersebut juga dilengkapi dengan tangga megah setinggi enam lantai yang menawarkan pemandangan piramida serta area komersial yang terbuka untuk umum, yang memamerkan berbagai monumen dan artefak, termasuk sarkofagus dan patung-patung kuno. Bagian lain dari museum, termasuk koleksi harta karun Raja Tutankhamun, akan dibuka pada waktu yang akan datang.
Semua aula di Museum Agung Mesir dilengkapi dengan teknologi canggih yang menampilkan presentasi multimedia untuk menggambarkan kehidupan orang Mesir kuno, termasuk kisah raja-raja mereka. Salah satu aula bahkan akan menggunakan teknologi realitas virtual untuk menjelaskan perkembangan pemakaman di Mesir kuno.
Direktur Jenderal Restorasi dan Transfer Barang Antik di museum tersebut, Eissa Zidan, menyatakan Museum Mesir Agung bukan hanya memamerkan barang antik, tetapi juga sebagai sarana edukasi bagi pengunjung yang datang.
“Museum ini bukan hanya tempat untuk memamerkan barang antik, tetapi juga bertujuan untuk menarik minat anak-anak dalam mempelajari sejarah Mesir kuno. Museum ini adalah hadiah bagi seluruh dunia,” ujar Zidan.
(upd/fem)