Sabtu, November 2


Jakarta

PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI) sekarang hanya menjual mobil internal combustion engine dan full electric berbasis baterai. Kenapa tidak menjual mobil jenis hybrid, yang pamornya kini sedang naik daun?

“Di segmen premium, kemarin kita coba E300 e yang plug in hybrid, ternyata respons market tidak sesuai dengan apa yang diinginkan jadi yasudah kita langsung dari combustion engine ke BEV,” ujar Kariyanto Hardjosoemarto, Sales and Marketing Director, PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia di Jakarta Selatan, Senin (25/3/2024).

Mercedes-Benz pernah memulai penjualan plug-in hybrid electric vehicles (PHEV) pertamanya di Indonesia lewat E 300 e EQ Power pada 2019.


E 300 e EQ Power mengusung mesin bensin 2.0 liter turbocharged yang mampu menghasilkan 211 hp dan torsi 350 Nm dengan modul hybrid bertenaga listrik 122 hp dan torsi 440 Nm (gabungan kedua sistem menghasilkan output 700 Nm).

Kala itu E 300 e menjadi salah satu mobil yang benar-benar irit, bahkan konsumsi BBM-nya bisa mengalahkan motor skutik seperti Honda BeAT. Konsumsi bahan bakar dapat mencapai 1,8 liter per 100 km pada kombinasi kedua sistem ICE dan mode electric dengan standar EU-cycle dan emisi gas buang 41 g CO2/km.

Bicara soal performanya, kendaraan ini mampu melakukan akselerasi dari 0-100 km/jam dalam 5,7 detik dan mencatat kecepatan tertinggi 250 km/jam.

Pada saat peluncuran 2019 silam. E 300 e EQ Power dibanderol di kisaran angka Rp 1.899.000.000.

Pria yang akrab disapa Keri ini tidak menampik jika tren hybrid sedang meningkat. Pihaknya terus memantau mobil jenis hybrid lantaran portofolio produk secara global sudah tersedia.

“Tapi kalau sekarang (pasar hybrid) kayaknya mulai berbeda,” kata Keri.

“Kita tidak menutup kemungkinan kalau ternyata memang prospeknya cukup oke, kita pelajari,” jelasnya lagi.

Simak Video “Momen Tim Damkar Evakuasi Mercy G-Class dari Saluran Air di Jaksel
[Gambas:Video 20detik]
(riar/din)

Membagikan
Exit mobile version