Rabu, Oktober 23


Jakarta

Bila berkunjung ke Pulau Bidadari, Pulau Onrust, Pulau Cipir dan Pulau Kelor di gugus Kepulauan Seribu, jangan hanya mengagumi pantainya yang berair jernih dan berpasir putih saja.

Di sana, masih berdiri sisa-sisa Benteng Martello yang bersejarah. Benteng-benteng itu dibangun oleh VOC pada abad ke-18 untuk menahan gempuran pasukan Portugis.

Dinamakan Benteng Martello karena bentuknya menyerupai menara, dengan mengadaptasi benteng menara di Mortella Point, Perancis. Pada saat itu, bentuk benteng menara memang populer dan banyak dibangun di Eropa.


Pada saat saya mengunjungi keempat pulau itu, hanya benteng yang berada di Pulau Kelor dan Bidadari saja yang masih menyisakan bentuk dinding melingkar dengan bata merah sebagai materialnya.

Sedangkan benteng di Pulau Onrust dan Cipir tidak terlihat lagi karena hanya menyisakan reruntuhan berupa pondasi.

Sayang sekali, benteng-benteng warisan sejarah ini rusak ketika Gunung Krakatau meletus pada tahun 1883 dan Jakarta dilanda gempa tahun 1966. Beberapa bagian dari bangunan kemudian tak lepas pula dari aksi penjarahan sekitar tahun 1968.

Fungsi utama benteng Martello dulunya adalah sebagai menara pengawas, namun terlepas dari fungsi utamanya itu, benteng-benteng tersebut sewaktu-waktu juga difungsikan sebagai benteng pertahanan sekaligus penyerangan tergantung situasi yang terjadi pada saat itu.

Di Pulau Kelor, masih terlihat lubang-lubang tempat menaruh meriam di sekeliling benteng. Dengan tinggi sekitar 9 meter dan diameter sepanjang 14 meter serta ketebalan yang mencapai 2 meter, benteng ini terlihat indah dengan susunan bata merahnya yang artistik.

Tak ada atap di Benteng Martello Pulau Kelor, tetapi ada bungker yang jalan masuknya pada saat ini sudah tertutup pasir tebal.

Konon, pintu keluar bungker tersebut berada di tengah laut, meskipun hingga kini belum ada arkeolog yang membuktikan kebenarannya.

Fakta unik lainnya, pada Benteng Martello yang berada di Pulau Bidadari tidak terdapat satu pun pintu masuk. Benteng berbentuk lingkaran ini juga dikelilingi parit dan dipersenjatai dengan meriam.

Tak jauh dari sana, ada pohon-pohon tinggi dan hutan bakau mini yang menjadi habitat Elang Bondol, spesies langka yang menjadi maskot kota Jakarta.

Benteng Martello di Pulau Bidadari berusia lebih tua daripada benteng di Pulau Kelor, dibangun pada tahun 1805.

Penyebab runtuhnya benteng yang awalnya memiliki ketinggian sekitar lima hingga enam meter menjadi hanya dua meteran saja di pulau ini, akibat serangan pasukan Inggris.

Karena tidak memiliki pintu masuk, apabila berkunjung ke sana, kita akan memasuki benteng melalui bagian atap.

Dari ketinggian, kita dapat mengakses reruntuhan benteng berupa tumpukan bata merah dengan bentuk yang tak kalah artistiknya dengan Benteng Martello di Pulau Kelor. Sangat menarik!

(msl/msl)

Membagikan
Exit mobile version