Kamis, Februari 13

Jakarta

Selama ribuan tahun, Matahari selalu terbit dari timur dan terbenam di barat. Namun, apa yang akan terjadi jika matahari muncul dari arah sebaliknya?

Dalam ilmu sains fenomena ini bisa menyebabkan perubahan besar pada berbagai aspek, mulai dari pola angin hingga kehidupan di darat dan di lautan. Berikut penjelasannya.

Apa yang Terjadi Jika Matahari Terbit dari Barat?

Menurut sebuah studi yang pernah digelar oleh Max Planck Institute of Meteorology di Hamburg, Jerman, iklim bumi akan jauh berbeda jika planet berotasi ke arah berlawanan dari biasanya. Mengutip laman Weather, dalam simulasi komputer yang dilakukan, penulis utama bernama Flora Ziemen dan timnya membalikkan beberapa proses fisik yang dihasilkan rotasi bumi yang sebenarnya.


Mereka menghentikan semua pergerakan air dan udara dan membalikan arah gaya Coriolis. Pembalikkan itu tersebut menyebabkan sistem bertekanan rendah di bagian bumi utara berputar searah jarum jam.

Jalur harian matahari juga terbalik dalam model komputer yang digunakan. Hal tersebut menyebabkan matahari terbit dari arah barat dan terbenam di timur.

Model itu mengungkap, Bumi yang berputar mundur mempunyai fitur yang sangat berbeda. Studi ini kemudian dipresentasikan di General Assembly of the European Geosciences Union (EGU) di Wina pada tahun 2018. Berikut kemungkinan bencana yang terjadi jika matahari terbit dari barat:

1. Cuaca Berubah Total

Berdasarkan simulasi yang dilakukan, aliran udara akan mengalir dari timur ke barat. Kondisi tersebut membuat iklim di Pantai Timur Amerika Serikat dan Pantai Barat sama dengan Pantai Barat saat ini. Kondisinya lebih beriklim berkat aliran udara yang terus menerus ke Laut Atlantik.

Kondisi ini juga menyebabkan musim dingin yang parah di Eropa Barat. Sebab, angin membawa udara yang sangat dingin dari Rusia ke negara tersebut.

2. Iklim yang Kacau

Bumi yang berputar mundur juga akan menyebabkan kekacauan iklim. Kondisi ini mungkin yang menjadi alasan mengapa fenomena itu disebut salah satu tanda kiamat.

“Jika Anda berada di Eropa barat misalnya, kehidupan terasa jauh lebih baik di Bumi dengan pola rotasi saat ini. Karena dengan arah rotasi berlawanan, wilayah ini akan terasa sangat dingin,” kata Ziemen.

3. Gurun Sahara Menghilang

Simulasi dalam penelitian juga menunjukan hilangnya Gurun Sahara. Sebab, wilayah Timur Tengah menerima banyak curah hujan.

Sebaliknya, AS bagian tenggara, sebagian besar Brasil dan Argentina menjadi gurun.
Dalam kondisi normal, wilayah tersebut biasanya menerima curah hujan tinggi. Berdasarkan simulasi, luas gurun menyusut hingga 4,2 juta mil persegi lebih kecil dibandingkan luas gurun saat ini.

4. Munculnya Cyanobacteria

Saat bumi berotasi ke arah sebaliknya, muncul gelombang cyanobacteria di bagian utara Samudra Hindia. Kombinasi dan sirkulasi yang berlawanan serta peningkatan produksi biologis di wilayah itu menyebabkan kadar oksigen yang rendah di lapisan yang lebih dalam. Sehingga, mikroorganisme perlu menggunakan nitrat sebagai gantinya.

Cyanobacteria tidak memerlukan nitrat dan air yang dihasilkan mengandung kadar nitrat yang rendah. Sehingga, ada kemungkinan bahwa cyanobacteria menjadi produsen biologis dominan di lautan yang luas, di mana wilayah dengan air miskin nutrisi yang mencapai permukaan.

“Meskipun mekarnya cyanobacteria sering terjadi di Bumi, perkembangan mereka tetap dalam skala yang relatif kecil,” Ziemen mencatat.

(elk/row)

Membagikan
Exit mobile version