Jakarta –
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Mendukbangga/Kepala BKKBN) Wihaji mengatakan pemerintah akan lebih memperhatikan kondisi lansia. Dia menekankan kontribusi para lansia terhadap negara saat masih usia produktif.
Hal itu diungkapkan Wihaji setelah membuka acara Wisuda Akbar Sekolah Lansia di Bina Keluarga Lansia yang dilakukan di kantor BKKBN, Halim, Jakarta Timur, Kamis (19/12/2024). Sejumlah lansia kemudian mengeluarkan curahan hatinya kepada Wihaji.
Salah seorang lansia, Sri, mengaku ingin terus melanjutkan pendidikan. Setelah menamatkan standar 3 (S3) Sekolah Lansia, Sri juga ingin kembali mengikuti pendidikan tanpa harus membayar.
“Kami sebagai perwakilan dari Sekolah Lansia di seluruh Indonesia, saya salah satunya mengharapkan dari Pak Menteri, ada semacam ikatan dinas atau atau pendidikan yang lebih meningkat lagi dengan biaya yang gratis,” kata Sri.
Mendengar curhatan itu, Wihaji melemparkan gurauan. Menurut Wihaji, jika Sri telah menamatkan S3 di Sekolah Lansia, maka sekolah berikutnya adalah jenjang S4. Dia pun mengapresiasi semangat Sri yang masih ingin melanjutkan pendidikan.
“Oke, ikatan dinas pendidikan berarti S4 ya. Kan S3-nya sudah, kan?” kata Wihaji disambut tawa hadirin.
“Tepuk tangan buat beliau, terima kasih, luar biasa,” ungkapnya.
Wihaji juga bertanya kepada lansia mengenai aktivitas yang diinginkan untuk mengisi waktu luang. Sejumlah lansia mengusulkan agar aktivitas sekolah lansia memperbanyak agenda jalan-jalan atau healing.
“Ada lagi yang mau disampaikan? Yang penting? Healing. Mau jalan-jalan? Jalan-jalan,” kata Wihaji.
“Healing berarti program sekolahnya adalah healing. Healing yang berdaya. Healing itu biasanya ziarah, piknik ke Bogor, ke Bandung, kuliner, ngaji, ke Bali, ke Bandung naik Whoosh, masyaallah, masih bisa,” sambungnya.
Wihaji memastikan pemerintah akan lebih serius memperhatikan lansia. Jumlah populasi lansia di Indonesia memiliki persentase hingga 11,75 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
“Tentu ini banyak. Ada 11,75 persen Indonesia, tapi ini juga warga negara, mulai dari lahir dipastikan negara harus hadir. Ibu hamil negara hadir, ibu melahirkan hadir, balita hadir, Kemudian, masa lansia nggak hadir?” katanya.
“Masa lansia tidak diurus? Masa setelah pensiun dibiarkan saja? Kan pernah memberikan kontribusi buat negara, kan? Minimal bayar pajak, iya kan. Bapak-Ibu, saya punya program namanya Lansia Berdaya. Lansia Berdaya intinya bagaimana Bapak-Ibu itu selalu bahagia, manfaat, tersenyum,” ujarnya.
Lihat juga video: Pengungsi Lewotobi Terima Bantuan hingga Trauma Healing
[Gambas:Video 20detik]
(ygs/ygs)