Jumat, Januari 31


Jakarta

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan telah terjadi penurunan harga beras menjadi Rp 12.000 per kilogram (kg). Namun, menurunnya harga beras ini seiring dengan merosotnya harga gabah di petani.

Padahal, pemerintah telah menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah Rp 6.500 per kilogram (kg). Sementara menjelang panen raya, harga gabah di bawah HPP.

“Di Januari, Februari tahun 2024, masih ingat, itu bahkan antre membeli beras, dan di data waktu itu, harga rata-rata Rp 15.000/kg lebih, sekarang Rp 12.000/kg lebih,” kata Amran usai meneken nota kesepahaman dengan BPS terkait data produksi padi. Tandatangan dilaksanakan di Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Kamis (30/1/2025).


Menurutnya berdasarkan data lapangan di 70% provinsi, harga gabah di bawah Rp 6.500/kg.

“Fakta lapangan hari ini, 70% provinsi seluruh Indonesia, harga gabah di bawah HPP, Rp 6.500 yang telah ditetapkan oleh Bapak Presiden. Itu menunjukkan linier antara yang diumumkan oleh BPS, dan fakta yang terjadi sekarang, bahwa produksi naik, harga turun,” terangnya.

Berdasarkan data proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi pada Januari hingga Maret 2025 akan mengalami kenaikan mencapai 50%. Kenaikan ini dibandingkan periode yang sama pada 2024.

“Produksi Januari, Februari, Maret 2025, sesuai data BPS, juga sudah dilaporkan kepada Bapak Presiden, itu naik dibanding tahun lalu, itu 50% di Januari, 49% di Februari, dibanding tahun lalu, pada bulan yang sama, dan 51% di bulan Maret,” ucapnya.

Prabowo Minta Bulog Serap 3 Juta Ton Beras

Guna mengintervensi harga gabah yang diklaim anjlok, Presiden Prabowo Subianto meminta Perum Bulog untuk menyerap 3 juta ton setara beras selama panen raya. Hal ini dikatakan Amran usai rapat koordinasi bersama Badan Pangan Nasional Perum Bulog dan Perkumpulan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (PERPADI).

“Kita sudah sepakat menyerap beras sampai April 2025 itu 3 juta ton, sebagaimana arahan Bapak Presiden sebelum bertolak ke India. Dan kita tindak lanjutnya hari ini, sudah sepakat,” kata Amran.

Amran meminta penyerapan yang cukup besar itu karena prediksinya produksi padi akan surplus mencapai 4 juta ton. Untuk itu penyerapan perlu dilakukan agar harga gabah kering panen (GKP) tidak anjlok.

“Surplus kita antara produksi dengan kebutuhan, sampai dengan bulan Maret 2,9 juta ton, sampai dengan April 4 juta ton. Kita harap bisa diserap 3 juta ton sampai April. Ini kita sudah sepakati semua, mulai Perpadi, Bulog, Kementerian Pertanian, ada dari Kepolisian yang mengawal, TNI juga ikut mengawal,” terangnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Perum Bulog Wahyu Suparyono mengatakan pihaknya akan mendapatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Rp 16 triliun dalam rangka penyerapan 3 juta ton setara beras.

“Anggaranya dari APBN sudah putuskan dari Bapak Presiden, stand by dana kita Rp 16 triliun. Cukup untuk penyerapan 3 jutaan,” ungkap Wahyu.

(ada/ara)

Membagikan
Exit mobile version