Kamis, Juli 4


Jakarta

Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan bahwa Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) berhasil mencetak 28.775 warga miskin menjadi mandiri. Dampak besar dari program itu membuat mereka tidak lagi menerima bantuan sosial.

Program PENA telah dirancang untuk warga penerima bansos agar mendapat permodalan dan pelatihan usaha, pengemasan, pemasaran, literasi keuangan dan pendampingan hingga usahanya berjalan lancar dan berhasil.

Acara Graduasi PENA Periode Juni 2024, di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial, Jakarta Selatan, Jumat (28/6) ini dihadiri oleh Keluarga Penerima Manfaat (KPM) ratusan penerima bansos yang siap di graduasi, baik secara online maupun offline.


“Karena usahanya sudah berhasil dan secara ekonomi bisa mandiri, ribuan masyarakat pra-sejahtera tersebut tidak lagi menerima bantuan sosial, atau di-graduasi dari penerima bantuan sosial,” kata Risma dalam keterangan tertulis, Minggu (30/6/2024).

Risma menambahkan, pada Mei 2024 Kemensos berhasil menggraduasi 3.415 keluarga penerima manfaat. Pada tahun 2023 sebanyak 10.073 KPM di graduasi dan tahun 2024 sebanyak 18.702 KPM berhasil di graduasi. Jumlah ini jauh melampau target tahun 2023-2024, yaitu sebanyak 16.000 KPM.

“Jadi total sejak graduasi tahun 2023 dan 2024 sebanyak 28.775 KPM telah berhasil di graduasi. Artinya mereka terlepas dari kemiskinan dan tidak lagi menerima bansos,” ungkapnya.

Ia melanjutkan, graduasi adalah tahap awal dari pembinaan produk. Nantinya para KPM yang sudah di graduasi tetap akan mendapatkan pendampingan pengembangan usaha seperti pengembangan kemasan dan diversifikasi produk. Pendampingan akan terus dilakukan hingga KPM dapat mandiri. PENA menjadi program prioritas Mensos Risma karena terbukti berhasil meningkatkan pendapatan KPM.

Dari puluhan ribu KPM, hanya 37 orang yang belum berhasil meningkatkan pendapatannya. Namun dengan penanganan berkesinambungan, Risma tetap optimis semua KPM akan berhasil meningkatkan pendapatannya.

Sementara itu, Penerima PENA terbagi menjadi beberapa kelompok seperti PENA Reguler dan PENA Berdikari yang merupakan penerima program PKH dan sembako. Sebanyak 5.713 KPM PENA Reguler dan PENA Berdikari 13.732 KPM sudah digraduasi. Selain itu, kelompok PENA Atensi, yang terdiri dari lansia, penyandang disabilitas, korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO), serta kelompok rentan, sebanyak 6.878 KPM berhasil digraduasi. Kelompok lainnya, seperti PENA Komunitas berhasil menggraduasi 1.822 KPM, PENA Bencana 52 KPM, dan PENA Vokasi 578 KPM.

Selain kelompok di atas, sambung Risma, Kemensos juga menyasar kaum muda, anak dari KPM PKH yang sudah lansia. Hal ini mempertimbangkan kondisi KPM yang sudah lanjut usia. PENA muda dikhususkan bagi anak KPM PKH berusia 23-30 tahun, dan anak muda lainnya yang memenuhi syarat.

Risma menambahkan, pihaknya juga akan fokus pada kantong-kantong kemiskinan di daerah kepulauan yang sulit dijangkau dengan menggunakan pendekatan komunitas agar memudahkan proses pembinaan. Beberapa program PENA Komunitas yang sudah dilakukan misalnya memberdayakan istri-istri nelayan agar terampil mengolah ikan menjadi produk baru seperti ikan kering, dan abon ikan. PENA Komunitas ini diyakini bisa melepaskan masyarakat dari kemiskinan dan mereka bisa hidup mandiri secara ekonomi.

“Kedepannya Kemensos akan lakukan (terapkan program PENA) di komunitas terutama yang bermukim di daerah kepulauan,” tandasnya

Simak juga ‘Kala Mensos Risma Berpesan untuk Tak Menyerah: Penanganan Bansos Jadi Contoh’:

[Gambas:Video 20detik]

(ega/ega)

Membagikan
Exit mobile version