Sabtu, Juni 1


Jakarta

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan bahwa hingga saat ini belum ada laporan efek samping langka vaksin COVID-19 AstraZeneca di Indonesia. Sebelumnya dilaporkan di Inggris bahwa ada risiko kejadian thrombosis thrombocytopenia syndrome (TTS) yang berpotensi menyebabkan pembekuan darah usai melakukan vaksinasi.

Menkes Budi meminta masyarakat tidak khawatir berlebihan. Ia menuturkan bahwa setiap vaksin pasti memiliki efek samping dan gejala langka tersebut sangat jarang terjadi.

Menkes Budi juga menambahkan hingga saat ini berdasarkan laporan Indonesia Technical Advisory Group of Immunization (ITAGI) belum ada kasus dari efek samping langka tersebut.


“Sampai sekarang belum ada (kasus) tapi analisa itu sudah ada sejak diluncurkan karena di clinical trial itu juga dilihat. Pada saat itu persentasenya sangat kecil sekali,” kata Menkes Budi ketika ditemui awak media di Jakarta Barat, Kamis (2/5/2024).

“Kalau kita tidak berikan vaksin itu, nyawa yang meninggal akibat COVID-19 akan jauh lebih banyak,” sambungnya.

Menkes Budi menambahkan bahwa efek samping langka tersebut sebenarnya sudah teridentifikasi sejak lama. Namun, ia mengatakan pihak AstraZeneca telah melakukan penelitian lanjutan dan memastikan efek samping tersebut sangat langka.

Dilaporkan ada sekitar 50 orang yang mengalami kejadian efek samping langka tersebut di Inggris. Kejadian TTS itu muncul dalam empat sampai 24 jam setelah vaksinasi dilakukan.

Hal tersebut menunjukkan bahwa penerima vaksin yang dalam waktu bulanan dan tahunan tidak mengeluhkan efek samping apapun, terbebas dari risiko TTS yang dapat meningkatkan risiko pembekuan darah.

“Itu sudah lama teridentifikasi dan sudah dilakukan riset juga oleh AstraZeneca, ada memang dampak-dampaknya soal vaksin tersebut tapi minimal sekali,” tandasnya.

Simak Video “Menkes Berencana Rombak Layanan Rumah Sakit Vertikal
[Gambas:Video 20detik]
(avk/kna)

Membagikan
Exit mobile version