Jakarta –
Jepang menarik suplemen penurun kolesterol jahat yang diduga kuat memicu 106 orang menjalani perawatan intensif di RS karena masalah ginjal. Adapula dua laporan kematian yang berkaitan dengan produk yang diproduksi Kobayashi, salah satu produsen obat besar di Negeri Sakura.
Perusahaan sedang menyelidiki penyebab masalah tersebut. Produk suplemen ini pasalnya dapat dibeli tanpa resep dokter, dan dijual bebas di toko obat.
Kobayashi menyampaikan permohonan maaf dan mengimbau masyarakat menyetop penggunaan produknya. “Tolong berhenti menggunakan produk kami, dan mohon jangan menggunakannya di masa mendatang.”
Presiden perusahaan dan pejabat tinggi lainnya mengadakan konferensi pers minggu lalu ketika masalah ini pertama kali muncul, dan menundukkan kepala untuk meminta maaf, seperti yang biasa terjadi di Jepang.
Menteri Kesehatan Jepang memperingatkan bahwa akan ada lebih banyak korban di masa depan.
Dia meminta semua orang untuk berhenti mengonsumsi apa pun yang mengandung benikoji. “Mereka yang memiliki masalah kesehatan, seperti ginjal yang lemah, bisa menjadi sangat rentan,” katanya.
Semua produk tersebut dibuat di Jepang, meskipun tidak jelas apakah bahan bakunya diimpor. Penarikan kembali suplemen kesehatan impor telah terjadi sebelumnya, tetapi ini adalah penarikan besar pertama atas suplemen yang diproduksi di dalam negeri, menurut laporan media Jepang.
Selain produk dari Kobayashi yang berbasis di Osaka, Jepang, lebih dari 40 produk dari perusahaan lain yang mengandung benikoji, termasuk pasta miso, biskuit, dan saus cuka, juga ditarik kembali, mulai pekan lalu, kata seorang pejabat kementerian kesehatan pada hari Rabu.
Setidaknya 106 orang telah dirawat di rumah sakit, dan diyakini masih banyak lagi yang jatuh sakit, meskipun tidak jelas apakah semua penyakit tersebut terkait langsung dengan benikoji.
Kementerian telah memasang daftar di situs resminya berisi semua produk yang ditarik dari pasaran, termasuk beberapa produk yang menggunakan benikoji untuk pewarna makanan.
Simak Video “Pasien Cuci Darah di RI Angkanya Terus Meningkat“
[Gambas:Video 20detik]
(naf/kna)