Minggu, Juli 7


Jakarta

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin kembali menyinggung minimnya jumlah dokter spesialis di Indonesia. Hal ini juga dilatarbelakangi distribusi dokter yang belum merata ke seluruh pelosok Indonesia, terutama daerah terpencil.

“Masalah kita adalah kekurangan jumlah, distribusi nggak sama. Ini saya lihat mesti diberesin. Tapi, banyak argumen yang ‘pak kita jumlahnya cukup’, tidak,” beber Menkes dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Rabu (3/7/2024).

“Kita ada hitung-hitungannya, tidak. WHO bilang tidak. Hanya segelintir orang yang bilang cukup. Aku garuk-garuk kepala, dari mana dasarnya cukup itu,” lanjutnya.


Menurut Menkes, dari angka statistik yang ada jumlah dokter spesialis di Indonesia masih jauh dari kata cukup. Ia menekankan kemungkinan butuh waktu 10 tahun untuk memenuhi kekurangan dokter spesialis tersebut, bila masih mengacu regulasi sebelumnya.

“Minimal 10 tahun kalau kita berhasil mendidik dan semuanya lulus ya. Ini belum menghitung yang berhenti atau wafat,” terang dia.

Selain itu, konsentrasi distribusi dokter spesialis di Indonesia juga disebut Menkes masih sangat buruk. Saat ini, konsentrasi persebaran dokter lebih banyak di Pulau Jawa.

“Karena itu, kita nanti dengan hospital based ini ada mekanisme perekrutan mahasiswa yang ingin kita perbaiki,” pungkasnya.

(sao/naf)

Membagikan
Exit mobile version